Jumat 17 Jun 2016 21:31 WIB

Sandiaga Uno Jajaki 6 Parpol untuk Pilgub DKI

Rep: Ahmad Islamy Jamil/ Red: Ilham
Calon gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno.
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Calon gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bakal calon gubernur DKI Jakarta Sandiaga Salahuddin Uno mengaku masih terus menjalin komunikasi dengan sejumlah parpol di Ibu kota. Menurut pria kelahiran 47 tahun silam itu, saat ini sudah ada enam partai yang ia jajaki guna membahas rencana pencalonannya pada Pilkada 2017.

Keenam parpol itu adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Partai Gerindra. "Semua sudah kami jajaki. Selama ini kami terus aktif membangun komunikasi politik dengan mereka," kata Sandiaga kepada Republika.co.id di Jakarta, Jumat (17/6).

Pengusaha berdarah Gorontalo itu menuturkan, beberapa waktu lalu ia telah mengikuti uji kelayakan (fit and proper test) cagub DKI yang dilakukan PDIP dan PKB. Saat ini, ia masih menunggu hasil rekomendasi dari kedua partai tersebut. Sementara, dari PKS dan PAN juga sudah ada semacam tawaran untuk membentuk koalisi bersama. Terakhir, ia juga membahas topik yang sama dengan PPP.

"Sementara di Gerindra sendiri sudah ada tiga nominasi untuk Pilgub mendatang, yaitu Pak Yusril Ihza Mahendra, Pak Sjafrie Sjamsoeddin, dan saya sendiri," ujar Sandiaga.

Menurut rencana, kata dia, Partai Gerindra akan mengambil keputusan setelah Idul Fitri ini untuk menentukan siapa dari tiga nama tersebut yang punya peluang terbaik untuk direkomendasikan menjadi cagub DKI. "‪Sebagai kader Gerindra, saya tentunya akan menjalani semua proses yang sudah ditetapkan partai. Sesuai kontrak, dari awal Februari sampai akhir Agustus ini kami akan terus menjaring aspirasi warga Jakarta, apa saja isu dan permasalahan yang mereka hadapi," ucapnya.

Berdasarkan hasil tatap muka Sandiaga dengan warga Jakarta selama 127 hari terakhir, ia menemukan banyak kebijakan pemerintah daerah saat ini yang menyulitkan masyarakat kecil. Namun di sisi lain, pemerintah justru sangat akomodatif terhadap pemodal dan kaum kelas atas. "Ini tak dapat dimungkiri. Ibarat pisau, tajamnya hanya ke bawah, tapi tumpul ke atas," kata Sandiaga lagi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement