Jumat 17 Jun 2016 20:17 WIB

Mendag Akui Kinerjanya Masih Jauh dari Optimal

Menteri Perdagangan Thomas Lembong
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Menteri Perdagangan Thomas Lembong

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Menteri Perdagangan Thomas Lembong mengakui bahwa perencanaan pemerintah dalam menghadapi Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri 1437 belum optimal, khususnya untuk memenuhi kebutuhan bahan pokok bagi masyarakat.

"Saya pribadi, saya merasa jauh dari optimal. Sebetulnya bisa ada perencanaan yang lebih baik, persiapan yang jauh-jauh hari. Jadi, saya pribadi harus mengakui, dalam hal ini kinerja kami masih jauh dari optimal," kata Thomas saat ditemui di Jakarta, Jumat.

Thomas mengatakan, persiapan yang dilakukan oleh pemerintah dalam memenuhi kebutuhan masyarakat khususnya untuk komoditas daging sapi, bawang merah dan gula masih belum optimal. Namun, khususnya untuk gula masih bisa sedikit dimaklumi karena ada kenaikan harga di seluruh dunia.

"Terus terang kejutan buat seluruh dunia bahwa tahun ini tiba-tiba harga gula global melonjak 26 persen. Sangat terbatas apa yang bisa kami lakukan untuk menanggulangi perkembangan global seperti itu, kecuali jika ada keputusan strategis oleh pemerintah, untuk pegang stok yang lebih besar," kata Thomas.

Namun, apabila pemerintah memutuskan untuk melakukan penambahan stok gula di tengah naiknya harga gula dunia, maka harus siap menghadapi risiko apabila ada kondisi harga komoditas tersebut tiba-tiba anjlok. Dengan demikian, diperlukan kebijakan yang cukup mendetail terkait hal itu.

"Jadi memang perlu kebijakan jika pemerintah menilai untuk mengadakan stok besar-besaran, dan harus ada keberanian menanggung kerugian jika harga gula tiba-tiba anjlok," kata Thomas.

Thomas menjelaskan, namun, perencanaan yang cukup baik sudah dilakukan untuk komoditas beras. Pemerintah menyiapkan perhitungan yang sangat komprehensif sejak jauh-jauh hari, sehingga pada saat memasuki Ramadhan dan menjelang Idul Fitri 1437 Hijriyah pemerintah sudah sangat siap.

Namun terkait dengan harga daging sapi yang masih cukup tinggi dari target pemerintah yang sebesar Rp80.000 per kilogram saat ini, Thomas mengatakan, pemerintah harus melihat permasalahan tersebut secara menyeluruh dan dalam konteks yang lengkap dari hulu hingga hilir.

"Tapi memang yang seharusnya tidak terjadi adalah kondisi daging sapi yang demikian berantakan," kata Thomas.

Terkait dengan pengawasan, Thomas menambahkan bahwa para pelaku usaha hanya diberikan waktu tidak lebih dari enam minggu untuk melakukan penyimpanan bahan pokok strategis. Setelah itu, pelaku usaha wajib mendistribusikan bahan pokok strategis tersebut.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement