Jumat 17 Jun 2016 01:02 WIB

Alasan di Balik Penundaan Operasi Terminal 3 Ultimate

Rep: Muhammad Nursyamsi / Red: Julkifli Marbun
Pekerja mengerjakan pembangunan terminal 3 di Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta, Kamis (16/4). (Republika/Raisan Al Farisi).
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Pekerja mengerjakan pembangunan terminal 3 di Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta, Kamis (16/4). (Republika/Raisan Al Farisi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengoperasian sementara Terminal 3 Ultimate Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang direncanakan beroperasi 20 Juni ditunda hingga setelah lebaran.

Direktur Bandar Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Yudhi Sari menjelaskan alasan dibalik belum diberikannya izin operasi terminal canggih tersebut kepada PT Angkasa Pura II.

Ia katakan, guna menjamin operasi penerbangan sesuai UU Penerbangan nomor 1 tahun 2009, Kemenhub bersama-sama AP II telah melakukan pengujian meliputi uji keandalan sistem area pelayanan, sistem penumpang, mulai dari check in, security, dan screening system.

"Hasil uji coba kesisteman, didapati beban jaringan listrik untuk pengoperasian terbatas terminal 3 ultimate tidak bekerja sesuai standar yang ditetapkan, dimana uji coba dihentikan pada tahap kedua, yang mana genset tidak bekerja sesuai standar," ujarnya saat jumpa pers di Kantor Kemenhub, Jakarta, Kamis (16/6).

Yudhi menjelaskan, sejumlah peralatan layanan seperti, Garbarata, lift, ekslator, check in konter, hingga x ray semua berfungsi dengan baik saat menggunakan aliran listrik dari PLN. Namun, begitu aliran listrik PLN dimatikan, saluran satu daya dengan genset yang ada hanya sampai panel distribusi, tidak sampai kepada peralatan-peralatan tersebut.

"Setelah listrik PLN telah di off, genset hanya sampai kanal distribusi, tidak sampai di terminal. Sesuai dengan kesepakatan, persyaratan pengoperasian harus semua (selesai) dan tidak tercapai, sehingga pengoperasian pada 20 Juni ditunda," lanjutnya.

Penundaan bersifat sementara hingga terpenuhinya persyaratan keselamatan, keamanan dan, pelayanan penerbangan.

Kendala lain, ia katakan, ada pada mobile tower untuk sistem navigasi di terminal tersebut. Yudhi mengungkapkan mobile tower yang ada dianggap belum memenuhi aspek penyelenggaraan penerbangan Civil Aviation Safety Regulation (CASR) 171 dan juga harus dipenuhi dengan sertifikat pelayanan penerbangan CASR 172.

"Setelah dievaluasi, untuk peralatan ini pun masih tidak memenuhi standar CASR 171 dan 172," ungkapnya.

Kendati begitu, ia meyakini AP II  sudah memahami kekurangan yang ada dan akan memperbaiki untuk kemudian diajukan kembali perbaikan-perbaikan yang telah dilakukan.

Apabila sudah memenuhi persyaratan yang diminta, Yudhi Sari yakin AP II akan mengajukan kembali dan Kemenhub pun terus membimbing AP II melengkapi segala kekurangan-kekurangan yang ada.

Hal serupa ditegaskan Kepala Biro Pusat Komunikasi dan Informasi Publik Kemenhub Hemi Pamuraharjo.

"Sesuai hasil evaluasi menyeluruh dari semua aspek keselamatan, keamanan, dan pelayanan, pengoperasian terminal 3 ultimate yang direncanakan 20 Juni ditunda sampai semua persyaratan dipenuhi," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement