Selasa 14 Jun 2016 22:47 WIB

Jelang Idul Fitri, Polda Jabar Tingkatkan Patroli Antisipasi Begal

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Bayu Hermawan
Personel Polda Jabar (ilustrasi)
Foto: Republika/ Yogi Ardhi
Personel Polda Jabar (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Polda Jawa Barat telah melaksanakan Operasi Pekat Lodaya, untuk menciptakan suasana aman di masyarakat menjelang Hari Raya Idul Fitri. Salah satu target operasi adalah mengantisipasi kasus begal motor.

Kapolda Jabar, Irjen Pol Bambang Waskito mengatakan Operasi Pekat Lodaya digelar dalam rangka menciptakan kondisi yang kondusif. Sekarang, hasilnya sudah cukup bagus. Namun, semua anggotanya terus melaksanakan patroli salah satunya untuk mengantisipasi begal motor.

"Itu ada yang patroli berantai, patroli persinggungan antar Polsek itu sudah dilakukan semua mudah-mudahan aman ya Jabar," ujar Bambang kepada wartawan di Gedung Sate, Selasa (14/6).

Saat ditanya tentang kasus penusukan anggota TNI oleh geng motor, Bambang mengatakan, penyelidikan terus dilakukan namun karena Ia baru menjabat belum memahami secara detail kasus tersebut.

Ketika ditanya apakah akan bekerja sama dengan Pangdam untuk penyelidikan kasus tersbut, Bambang mengatakan akan menggendeng TNI. "Oh ya pasti (bekerja sama,red)," katanya.

Terpisah, sebelumnya Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Yusri Yunus mengimbau pelaku yang menyerang Pratu Galang menggunakan sepeda motor secara gerombolan di Jalan Rajawali, Kota Bandung, ini bisa menyerahkan diri.

"Harapan kami bahwa pelaku ini bisa menyerahkan diri, dan mengikuti proses hukum yang berlaku," ucapnya.

Pratu Galang pada Minggu 5 Juni dini hari lalu menjadi korban aksi kejahatan jalanan di Kota Bandung. Pratu Galang meninggal dunia, usai ditusuk beberapa kali di bagian punggung oleh gerombolan bermotor.

Yusri menyatakan, tim khusus gabungan dari Polda Jabar dan Polrestabes Bandung sudah dibentuk untuk memburu para pelaku yang terekam di salah satu CCTV ini.

"Dari tujuh titik CCTV. Satu yang tertangkap gambar. Saat dibuka memang ada 20 motor. Kejadiannya jam dua malam," katanya.

Selain barang bukti, kata dia, polisi juga sudah memeriksa tiga saksi untuk mengungkap insiden berdarah tersebut. "Tiga saksi sudah dilakukan pemeriksaan," katanya.

Wakil Gubernur Jabar, Deddy Mizwar meminta menjelang lebaran aparat mengantisipasi aktivitas geng motor ini.

"Genk motor saya kira kambuh-kambuhan, harus diantisipasi jangan sampai lebaran aktivitas geng motor meningkat. Isu itu sangat tinggi," ujar Deddy kepada wartawan usai Rapat Koordinasi dengan Polda Jabar, Kamis (9/6).

Menurut Deddy keberadaan genk motor, itu masuk dalam Kamtibmas (keamanan dan ketertiban masyarakat). Karena, Ia melihat kasus tewasnya anggota Kopasus di tangan genk motor luar biasa. Deddy menduga hal tersebut terjadi karena pengaruh minuman yang memabukkan.

"Itu kasus kemarin luar biasa, anggota Kopasus dibegitukan bagaimana kita (masyarakat sipil)," katanya.

Deddy menilai, perlu ada Perda Miras. Karena,  mabuk itu ibu segala maksiat dan sumber dari segala kejahatan. Makanya, anggota Kopasus saja dibunuh.

"Sangat perihatin. Kalau saya liat ini persoalan barang-barang yang memabukkan narkoba, miras, ibu segala maksiat," katanya.

Ia melanjutkan, keberadaan miras harus segera ditertibkan. Karena, walaupun saat ini bulan ramadhan, oplosan ada dimana-man. Jadi, perlu Perda yang kuat.  Oleh kerena itu, digelar Rakor dengan semua stakeholders agar dalam forum ada tanya jawab dengan seluruh lintas sektoral.

"Apa yang urgen dan penekanannya dimana masalah ini diantisipasi. Isu komunis di Jabar juga cukup kencang," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement