REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pangdam III Siliwangi Mayjen TNI Hadi Prasojo geram dengan aksi geng motor yang arogan dan brutal. Terlebih korban terakhir menewaskan anggotanya Pratu Galang yang merupakan anggota Kopassus.
Hadi menilai, aksi geng motor telah meresahkan warganya. Untuk itu, ia meminta anggotanya untuk menindak tegas anggota geng motor yang melakukan tindak kriminal, seperti kasus pembegalan.
"Kalau malam begal-begal ini melawan akan kami sikat. Dalam artian kita tembak atau lumpuhkan. Tapi bukan kepala, melainkan kaki atau badan ya," ujarnya kepada wartawan di Gedung Sate, Kota Bandung, Selasa (14/6).
Hadi menegaskan, kasus yang menimpa Pratu Galang tidak boleh lagi terjadi. Ia ingin kehadiran TNI ini bisa dirasakan masyarakat menciptakan situasi yang kondusif.
"Saya enggak mau kecolongan yang kedua. Karena sudah banyak anggota saya ini dibegal," katanya.
Namun, kata dia, Ia akan tetap bekerja sama dengan kepolisian, karena pihak kepolisianlah yang mempunyai kewenangan penuh dalam hal ini.
Hadi mengakui, Bandung sebagai ibu kota Jabar saat ini terbilang rawan dengan keberadaan geng motor. Pihaknya tidak ingin pandangan minor tentang Kota Bandung.
"Begal-begal itu dan Bandung memang rawan. Tapi sekarang sudah relatif aman," katanya.
Belum lama ini, kata dia, polisi merazia 125 sepeda motor. Jadi Kota Bandung sebagai kota wisata harus aman. "Kalau enggak aman orang kabur. Bandungnya rugi," katanya.