Senin 13 Jun 2016 23:44 WIB

PDIP Hormati Keputusan Ahok Maju Independen

Red: Ilham
Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristyanto.
Foto: Antara
Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristyanto.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menghormati keputusan gubernur petahana Basuki Tjahaja Purnama atau akrab disapa Ahok untuk maju dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) DKI 2017 melalui jalur independen.

"Sangat jelas kami menghormati pilihan pak Ahok sekiranya beliau menempuh jalur perseorangan," kata Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto saat ditemui usai acara peluncuran buku "Birokrasi Digital" di Jakarta, Senin malam.

Meskipun demikian, PDI Perjuangan tidak menutup dukungan kepada Ahok jika pada akhirnya ia beralih maju melalui jalur kepartaian. Dalam hal ini, Hasto juga mengungkapkan adanya kedekatan hubungan antara Gubernur Basuki dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. "Kalau bu Mega dikatakan dekat dengan pak Ahok ya memang bu Mega sayang sama Ahok," tuturnya.

Namun, ia menegaskan bahwa kedekatan hubungan tersebut tidak akan memengaruhi objektivitas partai dalam merespons harapan rakyat atas pemimpin DKI yang baik. Setiap calon yang akan diusung oleh PDI Perjuangan, kata dia, harus mengikuti tahapan mekanisme internal partai termasuk pembahasan dalam DPP PDI Perjuangan serta arahan dari Megawati.

 

"Demokrasi yang dibangun dalam PDI Perjuangan untuk gubernur juga menempatkan pada keseluruhan keputusan di tangan bu Mega. Tugas kami adalah menyiapkan peta politik, berbagai analisis terkait para calon, dan bagaimana skenario politik ke depan mengingat siapapun yang memimpin DKI akan menempati posisi strategis," kata Hasto.

Di sisi lain, Gubernur Basuki mengaku semakin mantap untuk maju secara independen dalam Pilkada DKI 2017 dengan dukungan relawan Teman Ahok. Pernyataan tersebut disampaikan untuk menanggapi "Gerakan Cuti Demi Ahok" yang beredar secara viral sebagai imbauan agar para pendukung meluangkan waktu untuk mendatangi kantor Panitia Pemungutan Suara (PPS) supaya dukungan mereka dapat diverifikasi faktual sesuai ketentuan UU Pilkada.

Ketika ditanya apakah mungkin Basuki memilih dukungan pencalonan dari partai politik pada saat-saat terakhir pendaftaran, ia menjawab tidak mungkin meninggalkan relawan Teman Ahok. "Kalau saya sih tidak mungkin meninggalkan Teman Ahok ya. Sesuatu yang bisa (membuat) kecewa berat," kata dia.

sumber : Antara

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement