REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapal perang Australia, HMAS Perth (FFH 157), tengah berlabuh di Dermaga Jakarta International Container Terminal (JICT) II Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Kedatangan salah satu kapal perang Australia itu sebagai bagian dari kerja sama Angkatan Laut Australia kepada TNI AL.
Komandan Kapal Perang Australia HMAs Perth, Kolonel Ivan Michael Ingham, langsung melakukan kunjungan kehormatan ke Markas Komando (Mako) Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar), Jalan Gunung Sahari Raya No 67, Jakarta Pusat, Senin (13/6). Dalam kunjungan itu, Kolonel Ivan diterima oleh Kepala Staf Koarmabar (Kasarmabar) Laksamana Pertama TNI Yudo Margono, yang mewakili Panglima Komando Armada RI Kawasan Barat (Pangarmabar), Laksamana Muda (Laksda) TNI A Taufiq R.
Dalam sambutan yang dibacakan Kasarmabar, Pangarmabar mengungkapkan, TNI AL memiliki sejarah hubungan dan kerja sama yang baik dengan Angkatan Laut Australia. Kerja sama itu antara lain dalam bentuk, latihan bersama, pelatihan dan pendidikan, pertukaran pelajar di tingkat Sekolah Komando Angkatan Laut.
Kerja sama tersebut, lanjut Pangarmabar, dapat berguna untuk bisa memastikan keamanan nasional. ''Dalam menghadapi perkembangan dunia yang kompleks dan dinamis saat ini, kerja sama bilateral dan multilateral merupakan satu persyaratan untuk memastikan stabilitas keamanan nasional,'' ujar Pangarmabar di Jakarta, Senin (13/6).
Pangarmabar mengungkapkan, pihaknya akan terus melaksanakan penegakan hukum dan kedaulatan negara di laut. Hal ini merupakan tindak lanjut dalam memahami domain maritim dan kebijakan Poros Maritim yang dikeluarkan pemerintah.
''Penegakan hukum di laut ini dibuktikan dengan adanya penangkapan kapal ikan asing, yang menjadi buronan Interpol, setelah sempat berlayar di perairan barat Indonesia,'' ujar Pangarmabar.
Pangarmabar berkata, adanya Western Fleet Quick Response (WFQR) di jajaran Koarmabar sangat mendukung usaha penindakan pelanggaran di layt wilayah kerja Koarmabar. Dalam melaksanakannya, WFQR akan berkoordinasi dengan Angkatan Laut negara tetangga.
''Hal ini untuk menjaga stabilitas keamanan, sehingga berdampak pada menurunnya tindak kejahatan di perairan barat Indonesia, khususnya Selat Malaka dan Selat Singapura,'' tutur Pangarmabar.