Sabtu 11 Jun 2016 19:08 WIB

Pakar: Sejumlah Elite Belum Matang Berpolitik

Sidang DPR (ilustrasi).
Foto: Republika/ Raisan Al Farisi
Sidang DPR (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar komunikasi politik dari Universitas Bengkulu Lely Aryani berpendapat sikap sebagian elite belum matang dalam berpolitik.  Mereka sering menilai keputusan politik dengan perasaan dan bukan pikiran rasional.

"Sikap belum matang ini terjadi dalam banyak keputusan politik, termasuk juga revisi undang-undang," kata Lely Aryani dalam diskusi "Polemik: Pertarungan Politik Pilkada" di Jakarta, Sabtu.

Menurut Lely, sebagian elite yang sikapnya belum matang dalam berpolitik sering memandang keputusan politik apapun dengan perasaan sehingga pandangannya menjadi subjektif.

Elit politik tersebut, kata Lely, tidak hanya dari partai, tapi dari lembaga-lembaga politik atau yang terkait dengan proses itu. Dia mencontohkan, pandangan yang subjektif itu seperti melihat revisi UU dengan menyudutkan, mengekang dan menghambat pihak tertentu.

"Akumulasi dari pandangan subjektif seperti itu membuat pihak tertentu menjadi tidak puas dan kemudian mengajuk gugatan judicial review ke Mahkamah Konstitusi," katanya.

Dampaknya, kata dia, suatu UU yang dalam proses pembahasannya sudah meminta masukan dari semua pihak terkait, kemudian diajukan judicial review lagi.

Baca juga, Muda Mudi Ahok: DPR Jangan Jegal Ahok. 

Lely juga melihat dalam pembuatan atau revisi UU selalu muncul pesan sponsor, baik dari partai politik, pemerintah maupun pihak ketiga. Pesan sponsor itu, kata dia, berusaha mempengaruhi isi undang-undang yang sedang dibahas atau direvisi agar sesuai dengan kepentingannya.

Menurut dia, munculnya pesan sponsor maupun sikap tidak matang ini selalu terjadi pada setiap pembuatan atau revisi UU maupun penampilan keputusan politik lainnya di DPR RI.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement