Sabtu 11 Jun 2016 02:18 WIB

Ini Dua Bupati Berlatar Militer yang Membangun Daerah

Bupati Simalungun Jopinus Ramli (JR) Saragih meraih penghargaan Ambassador Electricity atau Duta Listrik dari Gubernur Sumatra Utara (Sumut) Tengku Erry Nuradi.
Foto: dok
Bupati Simalungun Jopinus Ramli (JR) Saragih meraih penghargaan Ambassador Electricity atau Duta Listrik dari Gubernur Sumatra Utara (Sumut) Tengku Erry Nuradi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pilkada langsung telah melahirkan sejumlah kepala daerah yang inovatif dan membawa perubahan nyata bagi wilayah yang dipimpinnya. Tentara Nasional Indonesia (TNI) juga turut menyumbang sosok kepala daerah yang lahir dari pilkada langsung.

Dua sosok kepala daerah berlatar TNI yang dinilai sukses membangun daerahnya itu adalah Yoyok Riyo Sudibyo Bupati Batang, Jawa Tengah, dan Jopinus Ramli (JR) Saragih di Simalungun, Sumatra Utara.

Yoyok berhasil menegakkan transparansi dan pemerintahan yang bersih dan Saragih berhasil membawa daerahnya keluar dari krisis listrik. Keduanya juga berhasil mengangkat harkat dan martabat pertanian. Terong dan ubi dari Batang sudah diekspor ke Korea Selatan, sementara kopi Arabika Simalungun bisa dinikmati di gerai Starbucks seluruh dunia.

Peningkatan pendapatan asli daerah (PAD) kedua kabupaten menjadi indikator keberhasilan inovasi di bidang good governance kedua alumnus Lembah Tidar ini. Pada 2012, PAD Batang hanya Rp 67 miliar. Dua tahun kemudian, PAD Batang naik menjadi Rp 186 miliar. PAD Simalungun yang semula Rp 30 miliar (2010) naik menjadi Rp 150 miliar tahun ini.

Atas prestasinya itu, Yoyok diganjar penghargaan Bung Hatta Anti-Corruption Award 2015. Sementara JR Saragih meraih Anugrah Kepala Daerah Inovatif 2015 dari Koran Sindo dan Ambassador Electricity dari Gubernur Sumatera Utara Tengku Erry Nuradi baru-baru ini.

“Penghargaan itu ujian bagi saya. Jabatan saya sebagai bupati tinggal setahun dua bulan. Cukup sekali saja menjadi bupati. Saya tak akan maju lagi pada pemilihan berikutnya. Semoga pengganti saya nanti jauh lebih baik,” ujar Yoyok dalam keterangannya, Jumat (10/6).

Senada dengan Yoyok, JR Saragih juga tak jumawa dengan berbagai penghargaan yang diterimanya. “Penghargaan yang sebenarnya bukan datang dari luar, tapi dari rakyat. Kita bekerja demi rakyat, bukan demi penghargaan. Tapi tentu, penghargaan itu menjadi motiviasi tersendiri bagi saya untuk terus berusaha menjadi lebih baik lagi,” kata JR Saragih.

Yoyok dan JR Saragih adalah perwira TNI yang memilih pensiun dini demi memajukan daerahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement