REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengatakan pembangunan flyover Antapani bisa menjadi solusi kemacetan yang selama ini terjadi di banyak titik di Kota Bandung. Salah satunya di persimpangan Antapani yakni Jalan Jakarta dan Jalan Terusan Jakarta.
Ridwan mengaku menyambut sangat baik proyek kerjasama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemenpupera) tersebut. Apalagi flyover Antapani dirancang menggunakan teknologi baja bergelombang yang merupakan inovasi dalam hal infrastruktur.
"Saya percaya negeri yang akan besar dan hebat adalah negeri yang terus melakukan banyak inovasi. Ini bukan hanya grounbreaking sebuah proyek tapi groundbreaking sebuah inovasi," kata Ridwan di lokasi groundbreaking di Jalan Teusan Jakarta, Kota Bandung, Jumat (10/6).
Pria yang akrab disapa Emil ini menyebutkan dengan keunggulan teknologi baja bergelombang tidak membutuhkan waktu pengerjaan yang lama. Sehingga pembangunan infrastruktur di seluruh Indonesia dapat dipercepat ke depannya.
Selain itu, ujar dia, anggaran yang digunakan juga dapat ditekan hingga sepertiganya. Jadi, anggaran lainnya dapat diperrgunakan untuk proyek infrastruktur lainnya. "Kalau pakai logika anggaran akan luar biasa apalagi program percepatan infrastruktur sangat bermanfaat buat rakyat," ujarnya.
Ia berharap dengan pembangunan flyover yang direncanakan rampung dalam enam bulan dapat memperlancar perekonomian di Kota Bandung. Serta mengurai kemacetan sehingga tingkat stress warga dapat berkurang.
"Dengan kelancaran, ruang publik, bertujuan menurunkan tingkat stres di perkotaan," ucapnya.
Pembangunan flyover ini merupakan proyek kerjasama antara Kemenpupera dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung dan Posco Steel Korea. Dengan menganggarkan biaya sebesar Rp 33,5 miliar yang dibagi Rp 21,5 miliar dari Kemenpupera dan Rp 10 miliar dari Pemkot Bandung serta Rp 2 miliar dari perusahaan Posco Steel Korea.
Peresmian pembangunan Flyover Antapano ditandai dengan groundbreaking yang diresmikan langsung oleh Menpupera Basuki Hadimuljono, Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar, dan Ridwan Kamil.