Rabu 08 Jun 2016 18:58 WIB

Pertamina Kaget Ada SPBU Curang Pakai Remote Control

Rep: Muhyiddin/ Red: Ilham
Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) (ilustrasi)
Foto: Dede Lukman Hakim
Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepolisian mengungkap kecurangan yang dilakukan tiga pengelola dan dua karyawan pertamina di SPBU 34-12305, Jalan Raya Pemuda, Rempoa Raya, Tangerang Selatan. Kelimanya ditangkap pada Senin (6/6), lalu.

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Awi Setiyono menyebut pihak pertamina kaget lantaran kecurangan tersebut dilakukan dengan modus menggunakan remote control. Menurut Awi, modus tersebut baru pertama kalinya ditemukan.

"Ya baru ini, karena pihak pertamina kaget juga baru kasus ini yang terjadi dengan teknologi tadi," kata Awi kepada wartawan di kantornya, Rabu (8/6)

Awi mengatakan, Pertamina juga kaget lantaran pelaporan dari bulan Januari hingga Mei tampak lancar dan bagus, tidak ditemukan adanya pelanggaran atau kecurangan. "Kecurangan yang kita tangkap dan memang pelaksanaannya tidak pernah ketahuan. Karena setiap ada petugas untuk mengontrol baik itu pertamina maupun metrologi ilegal, itu tidak akan ketemu karena switch-nya di on kan. Nanti kalau petugasnya pergi baru di off kan," jelas dia.

Awi mengatakan, pengungkapan kasus tersebut akan menjadi dasar penyelidikan lainnya. Tetapi semua kembali ke praduga tak bersalah. Karena, kata dia, tanpa ada pelaporan pihaknya juga tidak boleh bertindak semena-mena. "Untuk membuktikan kita juga kemarin perlu waktu satu bulan, dan tertangkap tangan waktu yang bersangkutan melakukan kecurangan dengan remote, makanya dia enggak bisa mengelak," jelas dia.

Modusnya, lanjut dia, menggunakan mesin regulator dan mesin stabilizer untuk mempengaruhi daya. Otomatis kalau dayanya turun akan mempengaruhi takaran keluarnya BBM dari dispenser. Kemudian, kata dia, di dalam dispenser juga dilengkapi dengan suatu kumparan yang berfungsi untuk mempengaruhi putaran dispenser terkait dengan volume BBM yang akan keluar.

"Kemudian ketiga, di switch melalui remote control tadi. Jadi kalau ada pengawasan di on kan berarti normal, tapi kalau di off berarti tidak normal dan terjadi manipulasi tadi," ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement