Kamis 09 Jun 2016 04:30 WIB

Dua Ulama Akhir Zaman

Red: M Akbar
Harut dan Marut menurut pendapat ulama adalah dua malaikat (Ilustrasi)
Foto:

Kalau mereka salah, tak sungkan ditegur dengan keras. Tegas. Tak peduli jabatan dan kekuasaan mereka. Nah, Kang Badrun tidak begitu. Karena banyak fasilitas diperoleh mereka, maka tegurannya agak lembut. Sedikit takut. Atau kecut. Entah.

Kang Budi tanggung jawabnya pada Allah Ta’ala. Ia berusaha keras tak tertarik godaan dunia. Baginya, dunia adalah penjara. Diambil, secukupnya saja. Pernah saat jelang pemilihan presiden, Kang Budi ditawari ratusan miliar. Satu kandidat presiden mengutus anak buahnya meminta restu.

Mereka paham, pamor dan pengaruh Kang Budi di lapangan luar biasa. Meski jarang nongol di layar kaca. Entah apa sebabnya. Bahkan, pengikut dan massanya luar biasa. Itu mengapa utusan pak Kicluk sang kandidat, unggah ungguh merayu Kang Budi. Menawarkan pundi rupiah dan segala yang berbau wah.

Berharap Kang Budi memberi restu. Utusan itu mendekat. Memberi dua buah kunci berbeda. ''Ini Kang, kunci Volvo. Mobilnya baru, sebagai permulaan saja. Kalau tidak suka, terserah mau mobil apa saja.

Kalau ini kunci apartemennya, di Dharmawangsa Tower 3. Ini apartemen berbandrol ribuan dolar, favorit kalangan the haves. Nah, kalau cek puluhan miliarnya bisa segera dicairkan pekan ini. Mohon restunya untuk pak Kicluk,'' rayu utusan pak Kicluk, salah satu kandidat capres.

 

Bukannya diterima gembira, kunci mobil dan apartemen itu diambil Kang Budi, tapi untuk disambit ke dada utusan pak Kicluk. ''Saya tidak butuh. Keluar kamu sebelum saya marah,'' tegas Kang Budi. Utusan capres itu kalang kabut. Lari sambil kentut.

Beda dengan Kang Badrun. Justru utusan pak Kicluk yang melemparnya. Kali ini dilempar kunci mobil Freed dan dua koper berisi puluhan juta di hadapan Kang Badrun. Utusan itu muak, segitu murahnya harga ulama su’u, ulama penghamba dunia. Apalagi sambil cengar cengir, Kang Badrun mengambilnya dengan membungkuk. ''Makasih, makasih, makasih. Salam untuk pak Kicluk ya.''

Karena muak, utusan pak Kicluk tak tahan. Akhirnya membocori dua peristiwa itu ke insan media. Tentu saja media senang menerima informasi itu. Apalagi pak Kicluk termasuk kandidat capres terkuat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement