REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menilai selama ini komposisi intelijen yang terdiri dari Bais dan BIN masih kurang dibanding negara lain. Ia berencana membuat badan intelijen sendiri yang ada di bawah kementeriannya langsung.
Ryamizard menilai, badan intelijen sendiri ini perlu, mengingat negara lain sudah mempunyai badan intelijen sendiri di bawah kementerian pertahananannya. Ryamizard merasa tupoksi Bais dan BIN akan berbeda dengan badan intelijen besutannya.
"Lucu kalau Menhan yang punya kebijaksanaan terhadap TNI, bagaimana dia harus bergerak dan lain-lain tidak punya intelijen, kan lucu, kita harus punya dengan demikian kita tahu situasi yang akan terjadi, yang melaksanakan TNI," ujar Ryamizard di Kantornya, Senin (6/6).
Ryamizard menilai, Negara besar itu minimal ada empat intel. Intelijen luar negeri, dalam negeri, pertahanan, ditambah lagi intel masalah hukum. "Di sini enggak ada, enggak bener. Luar negeri itu CIA," tambah Ryamizard.
Di satu sisi, ia mengakui selama ini ia tak pernah mendapat laporan intelijen pertahanan. Apalagi pascareformasi yang memisahkan kerja TNI dengan Menteri Pertahanan.
Ia mengatakan, nantinya, badan intelijen Kementerian Pertahanan ini berupa lembaga yang di dalamnya terdapat personil tersendiri. Mereka menjadi mata dan telinga Kementerian Pertahanan. Ryamizard mengaku sudah membuat konsepnya dan sudah mengajukannya ke presiden.
"Sudah ada dulu, tapi cuma dua orang perwakilan saja. tapi lembaganya akan dibuat. Penting itu. Segera. Sekarang diproses. Diatur sama presiden," ujar Ryamizard.