Sabtu 04 Jun 2016 23:53 WIB

Mensos: Narkoba Masuk Pesantren Mengatasnamakan Vitamin

Petugas menujukkan sampel urine untuk diuji narkoba. (ilustrasi)
Foto: Antara/Darwin Fatir
Petugas menujukkan sampel urine untuk diuji narkoba. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK TENGAH -- Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengingatkan para santri pondok pesantren agar waspada terhadap peredaran narkoba. Karena menurut Badan Narkotika Nasional (BNN) narkoba sudah merambah kalangan ponpes.

Namun, ia meyakini para santri di ponpes bisa dipagari dan dipandu oleh para tokoh ulama yang menjadi pengelola ponpes. "Kenapa Muslimat NU se-Indonesia mendeklarasikan antinarkoba, ya untuk memerangi bahaya narkoba," kata Khofifah Indar Parawansa, di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), Sabtu (4/6).

Ajakan itu disampaikan pada acara pelantikan Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) NTB, dirangkaikan dengan ikrar penandatanganan laskar antinarkoba di Pondok Pesantren Al-Manshuriyah Taklimussibian, Bonder, Kabupaten Lombok Tengah.

Menurut informasi dari BNN, kata Khofifah, narkoba masuk ponpes mengatasnamakan vitamin yang bisa membuat para tokoh ulama ketagihan untuk mengonsumsi. "Makanya saya minta tuan guru dan santri waspada," katanya.

Khofifah juga miris melihat fakta para pelaku pengedar dan pengguna narkoba berasal dari kalangan aparat penegak hukum.

Ia mengatakan transaksi penjualan narkoba di Indonesia yang mencapai Rp 63 triliun yang juga berasal dari uang rakyat.

Dana puluhan triliun tersebut tentu angka yang relatif besar dan bisa membangun sarana pendidikan, termasuk ponpes.

"Kalau itu dipakai membangun ponpes di NTB, Subhanallah," ucapnya.

(Baca Juga: Mensos: Narkoba, Miras, dan Pornografi Hancurkan Generasi Bangsa)

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement