Sabtu 04 Jun 2016 23:15 WIB

Begini Cara Melihat Jajanan Mengandung Boraks dan Formalin

Mendektsi formalin menggunakan antilin (ilustrasi)
Mendektsi formalin menggunakan antilin (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BENGKALIS -- Kepala Seksi Kesehatan Lingkungan, Dinas Kesehatan Kabupaten Bengkalis Edi Sudarto mengatakan, pangan jajanan memegang peranan yang cukup penting dalam memberikan asupan energi dan gizi bagi anak-anak usia sekolah.

"Syarat makanan jajanan anak harus sehat dalam arti memenuhi kebutuhan gizi anak, harus bersih dari kotoran dan aman dalam arti tidak mengandung bahan berbahaya bagi kesehata," kata dia di Bengkalis, Sabtu (4/6).

Karena itu, kata dia, keamanan pangan merupakan salah satu aspek yang perlu diperhatikan dalam pemenuhan pangan yang sehat untuk dikonsumsi. Ia menjelaskan cara sederhana memilih pangan yang aman adalah dengan mengandalkan ketajaman indera konsumen.

"Meskipun cara ini tidak seteliti pemeriksaan laboratorium tetapi dapat memberikan indikasi bahwa pangan tersebut beresiko tidak aman, seperti tanda pangan jajanan berformalin, bakso berformalin misalnya memiliki tekstur sangat kenyal dan tidak basi sampai dua hari pada suhu ruang. Mi basah berformalin biasanya lebih mengkilap," katanya.

Selain itu lontong yang mengandung boraks mempunyai tekstur sangat kenyal, berasa tajam dan memberikan rasa getir. Kerupuk yang mengandung boraks bertekstur renyah dan menimbulkan rasa getir.

"Makanan jajanan dikatakan sehat dan aman apabila tidak mengandung bahan berbahaya atau penambahan pengawet dan pemanis secara berlebihan dan pangan yang aman, bermutu, bergizi, beragam, dan tersedia secara cukup merupakan prasyarat utama dalam upaya terselenggaranya suatu sistem pangan yang memberikan perlindungan bagi kesehatan konsumen," kata Edi memaparkan.

Dinas Kesehatan Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau, mengimbau seluruh sekolah-sekolah di daerah itu untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap jajanan anak sekolah. "Kepada pihak sekolah diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap jajanan anak sekolah yang dikhawatirkan tidak sehat karena mengandung bahan berbahaya atau berpengawet," kata dia.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement