Jumat 03 Jun 2016 15:10 WIB

Emil Berencana Konversi Angkot ke Bus

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Ani Nursalikah
 Sopir angkutan kota (angkot) melakukan aksi mogok.  (liustrasi)
Foto: Antara/Dewi Fajriani
Sopir angkutan kota (angkot) melakukan aksi mogok. (liustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengatakan akan segera mencari solusi menghadapi demo sopir angkutan kota (angkot), Kamis (2/6). Rencananya Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung akan membeli angkot dan mengkonversikannya dengan bus kota.

Hal ini disebutnya bisa menjadi solusi antara pengusaha angkot, sopir, dan Pemkot Bandung. Solusi ini diambil setelah Ridwan menggelar pertemuan dengan pengusaha angkot.

"Jadi regulasinya nanti, angkot akan dibeli Pemkot dengan mengkonversi tiga angkot menjadi satu bus. Pertemuannya di Pendopo," katanya di Jalan Asia Afrika, Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat (3/6).

Menurut pria yang akrab disapa Emil ini, setelah dikonversikan dengan bus, para sopir angkot dapat menjadi pengemudi bus yang akan digaji Pemkot Bandung. Dengan begitu para sopir tidak perlu lagi memikirkan setoran yang harus didapatkan setiap hari.

Untuk rencana ini, Pemkot Bandung masih harus menyiapkan regulasi atau payung hukum yang dapat dijadikan landasan kebijakan. Ia berharap ada titik terang yang dapat menjadi jalan tengah sesegera mungkin.

Emil memperkirakan konversi tiga angkot menjadi satu bus ini baru bisa terealisasi pada 2017. Menjelang itu, Pemkot Bandung bakal gencar melakukan sosialisasi kepada mereka para pengusaha angkot hingga penghujung tahun ini.

Ia berharap para pengusaha angkot ke depan tidaklah terpisah-pisah, melainkan menjadi satu badan hukum sehingga para pengusaha angkot ini dapat diperkenankan mengelola bus sekolah.

"Sesuai dengan perundang-undangan dimana transportasi umum tidak lagi dimiliki oleh perorangan karena di masa depan, peraturannya akan mensyaratkan seperti itu. Nah itu yang akan kita komunikasikan malam nanti," ucapnya.

Sebelumya, ratusan sopir angkot menggelar aksi mogok massal dan unjuk rasa memprotes keberadaan bus sekolah yang gratis. Bus yang dikeluarkan Pemkot Bandung itu dianggap mengurangi penghasilan mereka hampir 80 persen. Para sopir menuntut ditiadakannya bus sekolah karena pelajar merupakan salah satu pangsa besar pendapatan mereka.

Baca: Garut Musnahkan Ribuan Botol Miras

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement