Kamis 02 Jun 2016 11:19 WIB

PLTMG Arun Perkuat Pasokan Listrik di Aceh

Sofyan Basir
Sofyan Basir

REPUBLIKA.CO.ID,LHOKSEUMAWE -- Dirut PT PLN (Persero) Sofyan Basir mengatakan, pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Arun berkapasitas 184 MW di Lhokseumawe akan memperkuat pasokan daya di Provinsi Aceh.

"PLTMG ini memasok lebih dari 50 persen kebutuhan daya listrik di Provinsi Aceh," katanya saat memberikan sambutan dalam acara peresmian pengoperasian PLTMG Arun oleh Presiden Joko Widodo yang didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo di Desa Meuria Paloh, Kecamatan Muara Satu, Kota Lhokseumawe, Aceh, Kamis.

Hadir dalam acara peresmian antara lain Menteri BUMN Rini Soemarno, Kepala Staf Presiden Teten Masduki, dan Gubernur Aceh Zaini Abdullah.

Menurut Sofyan, PLTMG yang telah beroperasi sejak 21 Desember 2015 itu sekaligus memperkuat sistem kelistrikan di Sumatera bagian utara.

"Alhamdulillah kerja keras PLN dalam upaya menyelesaikan pembangunan PLTMG Arun akhirnya bisa dinikmati seluruh warga, kami sangat berharap dengan beroperasinya Arun, bisa menjadi daya tarik investor untuk terus mengembangkan sektor ekonomi, industri dan pariwisata di Sumatera" ujarnya.

Pembangkit yang berlokasi di Kompleks PT Arun NGL, Jalan Raya Medan-Banda Aceh Gate 53, Kota Lhokseumawe dibangun dengan investasi Rp1,4 triliun sejak 30 Juni 2014.

PLTMG yang dioperasikan anak perusahaan PLN, PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB), merupakan wujud sinergi BUMN yakni PT Wijaya Karya (Persero) Tbk sebagai kontraktor pelaksana proyek dan PT Perta Arun Gas, anak perusahaan PT Pertamina (Persero), selaku pemasok gas.

Mesin gas dipasok Wartsila Finland, generator oleh ABB, dan "main transformer" dari Hyundai.

Saat ini, daya mampu di Aceh mencapai 384 MW, sementara beban puncak tercatat 340 MW atau terdapat cadangan 44 MW.

Daya mampu tersebut berasal dari PLTMG Arun 184 MW, PLTU Nagan Raya 180 MW, dan PLTD Lumbata 20 MW.

Sofyan juga mengatakan, dalam program 35.000 MW, Sumatera memperoleh porsi 8.700 MW, yang terdiri atas bagian PLN sebesar 1.100 MW dan swasta (independent power producer/IPP) 7.600 MW.

Selain itu, diperlukan pembangunan transmisi sepanjang 1.900 km sirkuit dan gardu induk dengan kapasitas 32.000 MVA di 398 lokasi di Sumatera.

"Tentunya untuk merealisasikan investasi proyek 35.000 MW tersebut bukanlah pekerjaan yang mudah, karena mulai dari tahap perencanaan sampai konstruksi tidak akan terlepas dari berbagai masalah khususnya pembebasan lahan. Permasalahan yang dijumpai baik teknis maupun nonteknis, dan juga hukum," katanya.

Pemerintah sudah menempatkan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan sebagai salah satu prioritas dengan dukungan berupa Perpres Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional dan Perpres Nomor 4 Tahun 2016 tentang Percepatan Pembangunan Infrastruktur Ketenagalistrikan.

Aturan yang ditandatangani Presiden Joko Widodo pada 8 Januari 2016 merupakan penugasan pemerintah kepada PLN dengan dukungan berupa penjaminan, percepatan perizinan dan nonperizinan, penyediaan energi primer, tata ruang, penyediaan tanah, dan penyelesaian hambatan dan permasalahan, serta penyelesaian permasalahan hukum.

Peresmian PLTMG Arun merupakan kelanjutan kunjungan kerja Presiden Joko Widodo setelah Bangka Belitung pada Rabu (1/6) dalam rangka memastikan ketersediaan listrik dan kelancaran program 35.000 MW di sejumlah wilayah.

Setelah Aceh, Presiden akan menuju Pontianak dan terakhir Gorontalo untuk kepentingan yang sama.

Dalam lima tahun ke depan kebutuhan listrik diperkirakan tumbuh 8,8 persen per tahun dengan target rasio elektrifikasi sesuai Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik atau (RUPTL) 2015-2024 adalah 97,4 persen pada akhir 2019.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement