REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Putri proklamator RI, Rachmawati Soekarnoputri mengatakan bulan Juni adalah bulannya Bung Karno. Tapi ia juga merasa kecewa baru saat ini tanggal 1 Juni disebut sebagai hari kelahiran Pancasila.
"Saya sebetulnya antara terkejut dan kecewa kalau sekarang baru disampaikan 1 Juni itu sebagai hari lahir Pancasila," katanya sehabis acara peluncuran buku Revolusi Belum Selesai, Di Hotel Indonesia Kempinski, Rabu (1/6).
Rachmawati punya ekspektasi jauh hari sebelumnya. Khususnya terutama pada saat era Megawati menjabat itu sebagai Presiden. Tapi ternyata hal tersebut belum juga tercetuskan. Baru saat ini kembali ramai dibicarakan.
"Yang kedua juga ini ada keterkaitan dengan pancasila itu sendiri yaitu ketetapan MPRS nomor 33 tahun 67 itu mengenai Bung Karno," katanya.
Rachmawati mengatakan semua orang tahu Ir. Soekarno sebagai penggali Pancasila. Namun sangat disayangkan sampai detik ini ketetapan MPRS nomor 33 tahun 1967 tentang Pencabutan Kekuasaan Pemerintahan Negara dari Presiden Soekarno belum dicabut.
"Jadi ini semacam anomali, aneh kalau 1 Juni ditetapkan sebagai hari Pancasila, ditetapkan sebagai hari nasional, tetapi sang penggali Pancasila sendiri masih terbelenggu oleh ketetapan MPRS nomor 33 tahun 67," tambahnya.
Rahmawati mengatakan sebetulnya setiap tanggal 1 Juni, setiap tanggal 6 Juni dan tanggal 20 Juni hari wafatnya Bung Karno, keluarga dan kerabat melakukan ritual haul di Blitar. "Saya menyebutnya bulan Juni itu bulannya Bung Karno," ujarnya.