Rabu 01 Jun 2016 21:53 WIB

BI Antisipasi Tekanan Inflasi di Bulan Puasa dan Lebaran

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Ilham
Agus DW Martowardojo
Foto: Yogi Ardhi/Republika
Agus DW Martowardojo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) menyatakan, data inflasi yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) masih sesuai dengan survei dan tetap terjaga dengan baik. Kendati begitu, harus diwaspadai akan tekanan harga di bulan puasa dan lebaran.

Berdasarkan data BPS, tingkat inflasi Mei 2016 di posisi 0,24 persen month on month (mtm) atau sebesar 3,33 persen secara tahunan (yoy).

Gubenur BI, Agus DW Martowardojo mengatakan, inflasi masih sesuai dengan target yang sebesar 4 plus minus 1 persen. Sebelumnya, April 2016 mengalami deflasi sebesar 0,45 persen mtm atau 3,6 persen yoy.

"Jadi sebetulnya tidak terlalu jauh dengan apa yang disurvei BI. Di minggu ke-4 masih 0,19 persen, terus ini 0,24 persen. Secara tahunan 3,3 persen yoy, sedangkan bulan lalu 3,6 persen, jadi ini menunjukkan bahwa perkembangan inflasi cukup terjaga hingga akhir Mei," kata Agus di Jakarta, Rabu (1/6).

Meskipun inflasi terjaga, namun pihaknya tetap mewaspadai adanya tekanan akibat bulan puasa dan lebaran. Selain itu, kebutuhan masyarakat juga diprediksi meningkat seiring dengan rencana masuk pendidikan. "Kita tentu mengantisipasi kondisi tekanan di bulan puasa dan akan masuk ke hari raya lebaran. Tetapi karena dibarengi masuknya anak sekolah. Jadi ini perlu diantisipasi," jelasnya.

Terkait komponen inflasi dari harga yang diatur pemerintah (administered price), dinilai sudah terjaga dengan baik. Namun, ada gejolak harga pangan yang tetap perlu diwaspadai akan memberi tekanan terhadap inflasi. "Saya mengikuti bahwa pemerintah terus sudah berkoordinasi dan mengajak pemda mengendalikan harga pangan yang bergejolak. Dan pada bulan puasa ini harga-harga terkendali. Jadi saya sambut baik," ujarnya.

Menurutnya, dengan kondisi Indonesia yang luas pemerintah juga harus mewaspadai ketimpangan harga antardaerah. Pemerintah harus menjaga jumlah pangan cukup, distribusi dilakukan dengan baik dan harga yang terjangkau. Apalagi di semester II ada risiko terjadinya La Nina, yaitu periode basah yang bisa membuat tanaman pangan seperti holtikultura gagal panen dan mengakibatkan tekanan harga.

"Secara umum kita masih dengan target pemerintah, yaitu inflasi di akhir tahun 2016 ada di 4 plus minus 1 persen," tandasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement