Rabu 01 Jun 2016 07:07 WIB

Jurus Pemkab Bogor Tekan Angka Putus Sekolah

Putus Sekolah (ilustrasi)
Foto: Republika/Aditya
Putus Sekolah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pemerintah Kabupaten Bogor, Jawa Barat berkomitmen untuk mengurangi angka putus sekolah. Ini dilakukan dengan berbagai upaya mendorong tercapainya rata-rata lama sekolah menjadi sembilan tahun. Salah satunya dengan mencanangkan Gerakan Pendidikan Pemberdayaan Perempuan Marjinal (GP3M).

"Gerakan Pendidikan Perempuan Marjinal salah satu upaya kita untuk meningkatkan rata-rata lama sekolah, pemberantasan buta aksara, dan putus sekolah," kata Bupati Bogor Nurhayanti, di Cibinong, Selasa (31/5).

Menurut Nurhayanti, pendidikan menjadi penting dalam meningkatkan kehidupan ekonomi masyarakat. Dengan GP3M, Pemkab Bogor dapat melakukan lompatan tinggi untuk menjamin pemerataan kesempatan belajar semua jenjang sekolah. "GP3M ini juga dapat menurunkan angka putuas sekolah secara signifikan yang sementara ini menjadi salah satu hambatan terbesar dalam mencapai rata-rata lama sekolah mencapai sembilan tahun," katanya.

Pemkab Bogor, lanjutnya, berbagai upaya dilakukan untuk mengurangi angka putus sekolah di wilayah Kabupaten Bogor, seperti program kejar paket A, B, dan C serta mengembangkan program desa mengajar. "Desa mengajar ini pengembangan pembelajaran masyarakat melalui kegiatan belajar mengajar dan lembagai pendidikan khusus serta satuan pendidikan non-formal yang melibatkan aparatur pemerintahan desa sebagai pengajar," katanya.

Ia mengatakan, program tersebut telah disosialsiasikan sejak 2015, dan mulai dilaksanakan tahun 2016 ini. Program desa mengajar telah berhasil mengembangkan Paket A bagi 200 warga belajar, Paket B untuk 425 warga belajar, dan Paket C sebanyak 375 warga belajar.

Dalam peningkatan kualitas pendidikan masyarakat, Pemerintah Kabupaten Bogor mendapatkan dukungan dana APBN untuk pengembangan Paket A untuk 500 warga belajar, Paket B untuk 1.710 warga belajar, Paket C sebanyak 1.430 warga belajar. "Paket C vokasional untuk 25 warga belajar, dan pendidikan kecamatan perempuan untuk 250 warga belajar. Satu desa vokasional di Desa Sukagalih, Kecamatan Megamendung," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement