REPUBLIKA.CO.ID, SOLO --- Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Solo Raya, Jawa Tengah, mewaspadai inflasi tinggi seiring memasuki bulan Ramadhan dan hari Raya Idul Fitri 1437 Hijriyah. Wakil Ketua TPID, Bandoe Widiarto mengatakan inflasi di Solo hingga April 2016 sebesar 3,87 persen atau lebih tinggi dibanding inflasi Jawa Tengah 3,67 persen dan nasional 3,6 persen.
Tahun sebelumnya, inflasi di Solo tercatat sebesar 2,56 persen. Kata Bandoe, ada dua bulan dimana terjadi dorongan inflasi yang tinggi. Yakni pada Juli sebesar 0,96 persen karena bertepatan dengan bulan Puasa dan Lebaran. Selain itu pada Desember sebesar 0,99 persen, karena adanya perayaan Natal dan tahun baru.
"Pada bulan-bulan itu pemicu, penyumbang paling banyak inflasi selama bulkan puasa adalah komoditas bahan pangan seperti cabai rawit, daging ayam ras sampai petai, ini yang coba kita siapkan," tuturnya.
Karena itu, pihaknya tengah melakukan sejumlah upaya untuk menjaga kestabilan harga seperti inspeksi langsung ke lapangan, menggelar pasar murah. Selain itu, dia mengaku tetap mengidentifikasi kemungkinan adanya penimbunan barang pokok, serta memastikan kelancaran alur distribusi bahan pokok strategis.
"Kita mengimbau distributor ini kalau sudah waktunna melepas barang lepas ajnagan sampai diitmbun,lalu boleh naik tapi tidak terlamau tinggi, kita akan melakukan inspeksi ke lapangan," tuturnya.
Untuk menekan prilaku konsumtif warga, pihaknya juga akan bekerjasama dengan Kementerian Agama dan Majleis Ulama Indonesia (MUI) untuk memberikan arahan melalui dakwah agar warga tetap bijak dalam berbelanja.