Selasa 31 May 2016 14:57 WIB

Apa Kabar LGBT?

Red: M Akbar
Tolak LGBT/Ilustrasi

Kalau soal narkoba, jangan tanya. Bandar besar narkoba sekarang sudah menjadikan anak usia TK dan SD sebagai pangsa pasarnya. Narkoba itu dikemas dalam cokelat, permen, makanan lain. Ada juga yang dikemas melalui minuman. Betapa mengerikan varian kerusakan sosial yang menghantui anak-anak kita.

Lengkap: Indonesia darurat korupsi, darurat narkoba, darurat LGBT, darurat keadilan sosial, darurat penegakan hukum, dan darurat kekerasan seksual. Eh, eksekutif dan legislatif masih saja nafsu atas kepentingannya.

Saling sandera dan bersandiwara. Sedangkan di lapangan, penyakit sosial, kehidupan LGBT asoy geboy memamerkan ketidaknormalannya di wajah anak-anak bangsa. Entah apakah orang tua mereka tahu. Hal pasti, bahaya laten LGBT menelan korban.

Mulai psikopat, penularan HIV-AIDS, kecanduan narkoba, dan masalah medis serta nonmedis lain. Beberapa kali, saya sempat wawancara sejumlah pelaku dan mantan LGBT, baik lesbian maupun gay. Kisah lengkap kajian empiris ini, insya Allah, akan dibukukan.

Dari penuturan mereka, terutama yang tua, rasa sesal menggelayut. Penyesalan mereka lebih besar saat mengingat masa di organisasi LGBT dan menggandeng orang biasa masuk ke kehidupan LGBT. Bahkan, menggandeng pelajar.

''Di organisasi kita kan dapat uang. Jadi, enak saja bikin acara dan ngajak ke LGBT.'' Demikian pengungkapan bekas pengidap LGBT yang terjerumus kehidupan itu. Ia mengungkap penyebaran LGBT diinisasi organisasi via propaganda dengan ragam pembenaran. Semua itu mudah dilakukan dengan bantuan dana menggiurkan.

Apa yang dikemukakan bukan omong kosong. Saat menelisik aliran dana sejumlah organisasi LGBT, jumlahnya memang luar biasa. Sila baca: Selamat LGBT Berhasil! (Republika Online, 8/2/2016). Masyarakat juga digegerkan adanya bantuan dana LGBT dari lembaga PBB, UNDP.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement