Senin 30 May 2016 15:50 WIB

Pabrik Semen Jawa di Sukabumi Kembali Didemo Warga

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Israr Itah
Unjuk rasa tolak PT Semen Jawa di Sukabumi pada 2015 lalu.
Foto: ANTARA FOTO/Budiyanto
Unjuk rasa tolak PT Semen Jawa di Sukabumi pada 2015 lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI—Seratusan warga Desa Sirnaresmi, Kecamatan Gunungguruh, Kabupaten Sukabumi mendemo pabrik PT Semen Jawa atau Siam Cement Group (SCG). Mereka beralasan keberadaan pabrik tersebut memberikan dampak buruk bagi warga yang ada di sekitarnya.

Massa mulai menggelar aksi unjuk rasa di depan lokasi Pabrik Semen Jawa sekitar pukul 10.00 WIB. Aksi massa yang tergabung dalam Forum Warga Sukabumi Melawan ini dijaga ketat aparat kepolisian.

Selain warga, aksi ini juga mendapatkan dukungan dari Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Jawa Barat, Fraksi Rakyat Sukabumi, Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), dan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Bandung.

Salah seorang perwakilan pengunjuk rasa Ade Suherman mengatakan, warga sudah sejak lama meminta operasional pabrik PT Semen Jawa atau SCG ditutup. ‘’ Keberadaan pabrik cukup menganggu warga terutama menyangkut kesehatan, sosial, dan ketentraman,’’ kata dia.

Ini ujar Ade, sudah berlangsung sejak enam bulan terakhir. Masalah yang dikeluhkan warga antara lain polusi udara yang dihasilkan pabrik dan getaran suara yang menganggu kenyamanan warga sekitar.

Ade mencontohkan, dalam satu malam ada tiga kali suara bising yang keluar dari pabrik. Fenomena ini dinilainya sangat menganggu kenyamanan warga yang tengah berisitirahat.

Lebih lanjut Ade mempertanyakan adanya klaim perusahaan yang menyatakan pabriknya ramah lingkungan. Namun pada kenyataannya banyak masalah yang menyangkut lingkungan.

Saat ini, lanjut dia, ada sejumlah kampung yang terkena dampak yakni Tanjungsari, Talagasari, Subangjaya, dan Pangleseran. Perwakilan warga lainnya Esih Nurlista (46) menambahkan, banyak warga yang terkena penyakit gatal-gatal setelah pabrik semen berdiri.

Bahkan, kata . warga Kampung Talagasari RT 05 RW 06 Desa Sirnaresmi ini, ada sejumlah balita yang mengalami flek di paru-paru akibat terkena debu pabrik.

Dampak lainnya yang dirasakan warga kata Esih yakni debit air yang makin berkuran drastis. Sehingga warga harus berebut air ketika musim kemarau tiba.

Sejumlah keluhan ini ungkap Esih, sudah disampaikan kepasa perwakilan pemeritah dan perusahaan. Namun, hingga kini belum ada respons dari perusahaan menanggapi berbagai permasalahan lingkungan tersebut.

Sebelumnya, ratusan warga Desa Sirnaresmi, Kecamatan Gunungguruh Kabupaten Sukabumi menggelar aksi unjuk rasa di depan pabrik semen PT Semen Jawa 25 Agustus 2015 lalu. Mereka menolak beroperasinya pabrik semen PT Semen Jawa atau SCG di dekat permukiman warga.

Aksi warga ini bersamaan dengan agenda softlaunching PT Semen Jawa di Gunungguruh oleh Bupati Sukabumi masa 2010-2015 Sukmawijaya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement