REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Organisasi masyarakat Persaudaraan Muslimin Indonesia (Parmusi) menggelar Workshop Dakwah Parmusi di Smesco Hill, Cisarua, Bogor sejak 27-31 Mei 2016. Kegiatan tersebut digelar karena sedikitnya dai di beberapa daerah perbatasan Indonesia.
“Kebutuhan atau keberadaan dai saat ini sangat mendesak terutama di daerah perbatasan Indonesia,” kata Ketua Umum Parmusi Usamah Hisyam, Senin (30/5).
Menurut Usamah sejak liberalisasi, secara global teknologi informasi sudah masuk ke Indonesia dengan sangat luar biasa. Bahkan, kata dia, mampu menembus batas-batas hingga masuk ke rumah-rumah di perbatasan.
“Kita tidak bisa menolak arus globalisasi ini tetapi yang harus kita lakukan adalah bagaimana membentengi akhlak dari rumah ke rumah. Sayangnya, saat ini sangat sulit atau tidak ada dai di wilayah daerah perbatasan,” ungkap Usamah.
Di Kepulauan Riau, lanjut Usamah, ada tujuh kabupaten atau kota dengan adanya beberapa daerah terjauh yang berbatasan dengan Malaysia dan Singapura.
Dia menyatakan, wilayah tersebut salah satu daerah yang sedikit adanya dai dan di bulan Ramadhan ini Parmusi Kepulauan Seribu akan melepas 15 dai ke lokasi-lokasi terujung di daerahnya.
“Kondisi yang memeprhatinkan juga dari Bali. Bahkan di Bali keberadaan dai-dai sangat mendesak sekali. Tinggal menunggu waktu saja muslim di Bali terusir,” tutur Usamah.
Untuk itu, Usamah menyatakan Bali juga menjadi salah satu lokasi utama untuk disebarkan para dai setelah workshop tersebut selesai. Terutama, lanjut dia, untuk bagian timur di Bali dimana keadaan di lokasi tersebut untuk membuat tempat ibadah bagi muslim sulit.
Diketahui, Parmusi akan melepas sebanyak 60 dai ke daerah perbatasan Indonesia pada awal Juni 2016. Langkah tersebut dilakukan setelah para dai menyelesaikan workshop dan akan berdakwah selama Ramadhan tahun ini di daerah yang sudah ditentukan.