Ahad 29 May 2016 18:00 WIB

Dampak La Nina, Hujan Warnai Musim Kemarau

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Friska Yolanda
Ilustrasi cuaca mendung.
Foto: Republika/Edi Yusuf
Ilustrasi cuaca mendung.

REPUBLIKA.CO.ID, MAJALENGKA -- Fenomena La Nina diprediksi akan mewarnai musim kemarau tahun ini. Dampaknya, hujan akan sering turun meski di puncak musim kemarau.

“Diprediksi ada La Nina dengan kekuatan lemah,” kata Forecaster BMKG Stasiun Jatiwangi, Kabupaten Majalengka Ahmad Faa Iziyn kepada Republika.co.id, Ahad (29/5).

Pria yang biasa disapa Faiz itu menerangkan, La Nina pada Juni diprediksi tingkat probabilitasnya mencapai 52 persen. Sedangkan pada Juli, tingkat probabilitasnya 62 persen.

Dengan adanya La Nina, maka pada Juli hingga September akan ada curah hujan di atas normal setiap bulan nya. Dalam kondisi normal, curah hujan pada Juli-September di bawah 50 mm per bulan. Namun pada tahun ini, diprediksi diatas 50 mm per bulan.

“Diprediksi ada hujan walaupun tidak setiap hari. Berbeda dengan musim kemarau tahun kemarin yang sangat kering,” kata Faiz.

Saat ini, fenomena La Nina sudah dirasakan di wilayah Kabupaten Indramayu. Padahal, BMKG Stasiun Jatiwangi menyatakan Kabupaten Indramayu sudah masuk musim kemarau.

Namun, dalam tiga hari terakhir, hujan kerap turun di sejumlah daerah di Kabupaten Indramayu. Hujan turun secara tiba-tiba meski sebelumnya cuaca cerah dan matahari bersinar dengan terik. Bahkan pada Sabtu (28/5), hujan dan cuaca mendung terjadi sejak pagi hingga sore hari.

Dengan adanya fenomena La Nina, masalah pengairan untuk areal pertanian pada musim kemarau tahun ini diperkirakan tidak akan terlalu kekurangan air seperti tahun lalu. Pasalnya, selama musim kemarau nanti hujan masih terjadi walaupun tidak setiap hari.

Namun, kondisi itu berbeda dengan areal tambak garam. Dengan adanya La Nina di musim kemarau, dikhawatirkan akan menganggu proses produksi garam. “Iya, karena intensitas hujannya di atas normal,” tutur Faiz.

Salah seorang petambak garam di Kecamatan Losarang, Hadi, mengaku khawatir dengan adanya prediksi La Nina pada musim kemarau tahun ini. Pasalnya, dengan adanya hujan, maka proses pembentukan garam dipastikan akan terhambat.

Wakil Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Indramayu Sutatang menyatakan, memasuki musim kemarau, areal pertanian di Kabupaten Indramayu belum mengalami masalah kekurangan air. Menurutnya, air di areal pertanian masih cukup untuk memenuhi kebutuhan pengairan di areal persawahan. 

“Masih ada hujan, air sekarang ini masih cukup,” terang Sutatang. 

Sutatang menyebutkan, saat ini sekitar 15 ribu hektare areal pertanian di Kabupaten Indramayu sudah memasuki musim tanam gadu 2016. Selain itu, puluhan ribu hektare lainnya memasuki masa persemaian.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement