Ahad 29 May 2016 17:33 WIB

Harga Bawang di Tingkat Petani Anjlok

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Maman Sudiaman
Pekerja memindahkan bawang merah yang siap dijual dalam operasi pasar di Gudang Bulog Divre Jakarta, Senin (16/5).
Foto: Republika/ Wihdan
Pekerja memindahkan bawang merah yang siap dijual dalam operasi pasar di Gudang Bulog Divre Jakarta, Senin (16/5).

REPUBLIKA.CO.ID, TEGAL -- Harga bawang merah di tingkat petani sudah mulai anjlok. Di sentra penghasil bawang merah Jawa Tengah, Kabupaten Brebes dan Tegal, harga bawang di tingkat petani saat ini hanya sekitar Rp 20 ribu per kg. Sedangkan bila dijual secara sistem tebas, harga bisa lebih anjlok lagi.

''Harga bawang sudan anjlok. Harga tebas hasil panen bawang sekarang hanya Rp 20 juta per lahan bawang seluas 1.500 meter persegi. Sedangkan bila dijual kering, hanya Rp 20 ribu per kg,'' jelas Ketua Gabungan Kelompok Tani Akur Tani Jaya Kelurahan Kalinyamat Kulon Kota Tegal, Asmawi Aziz, Ahad (29/6).

Dia menyebutkan, agar petani bisa mendapat untung 20 persen, seharusnya harga bawang mencapai kisaran harga Rp 35 ribu per kg. Hal ini karena biaya untuk mengolah lahan, membeli bibit, pemupukan dan membeli obat hama, sudah sangat tinggi. ''Sekarang harga bawang sudah anjlok. Bahkan pada musim panen raya seperti sekarang, banyak pedagang menunda pemelian asil panen petani karena khawatir mengalami kerugian akibat harga bawang masih akan terus anljok,'' jelasnya.

Tingkat harga tersebut, menurut Aziz, turun drastis dibanding kondisi harga sekitar sebulan hingga dua pekan lalu. Saat itu, harga bawang di tingkat petani dalam kondisi basah, bisa dihargai hingga Rp 35 ribu per kg. Namun secara berangsur-angsur, harga bawang terus mengalami penurunan menyusul banyaknya petani yang mulai memasuki masa panen.

''Saat ini, petani bawang di wilayah pantura Jateng bagian barat seperti di Kabupaten Brebes dan Kota/Kabupaten Tegal, memang sedang memasuki musim panen raya,'' katanya. 

Yang disesalkan Aziz, dalam kondisi panen raya seperti sekarang ini, pemerintah justru melontarkan wacana untuk melakukan impor bawang. ''Kondisi panen raya dan adanya rencana pemerintah mengimpor bawang, menyebabkan harga bawang di tingkat petani turun dengan sangat cepat,'' jelasnya.

Menurutnya, tanpa adanya wacana pemerintah untuk mengimpor bawang merah saja, sebenarnya sudah banyak bawang impor yang beredar di pasaran dengan harga yang jauh lebih murah dari bawang lokal. Kondisi ini selalu terjadi pada saat harga bawang di pasar lokal sedang tinggi.

Untuk itu dia menilai, bila pemerintah benar-benar melakukan impor bawang merah pada saat petani sedang memasuki musim panen raya seperti sekarang, maka hal itu sama saja dengan mematikan usaha petani. ''Kita bersama petani bawang di Brebes sepakat, bila pemerintah benar-benar mengimpor bawang dari luar, maka kita akan datang ke Jakarta untuk mendemo pemerintah,'' tegasnya. 

Soal harga bawang di pasaran, dia mengakui, harga bawang dalam kondisi kering di pasar saat ini memang masih mencapai kisaran Rp 30-35 ribu per kg. Namun dia menyebutkan, harga tersebut sebenarnya sudah jauh di atas harga pembelian di tingkat petani. ''Saya sendiri tidak tahu kenapa di pasar harga bawang masih tinggi, sementara di tingkat petani sudah anjlok,'' jelasnya.

Menurutnya, kondisi ini hampir sama dengan kondisi harga gabah dan beras. Di tingkat petanu, harga gabah kering giling (GKG) saat ini hanya dihargai Rp 4.100 hingga Rp 4.300 per kg, atau jauh di bawah HPP (Harga Pedoman Pemerintah) Rp 4.600 per kg. Sementara harga beras untuk jenis medium IR 64 mencapai Rp 8.500 atau jauh di atas HPP yang sebesar Rp 7.200 per kg.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement