Sabtu 28 May 2016 04:18 WIB

Saingan Angkutan Umum adalah Kendaraan Pribadi

Rep: c21/ Red: Andi Nur Aminah
Bus Transjakarta melintas di Halte Manggarai, Jakarta, Rabu (13/4).  Republika/ Yasin Habibi)
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Bus Transjakarta melintas di Halte Manggarai, Jakarta, Rabu (13/4). Republika/ Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Transportasi umum jangan bersaing satu sama lain. Sebab saingan utama untuk transportasi masal adalah kendaraan pribadi. "Persaingan itu bukan antara sesama angkutan umum, sesama angkutan umum tidak boleh bersaing. Kereta dan Transjakarta dipersaingkan itu kalau Transjakarta gratis mungkin kereta kosong barangkali," ujar Peneliti Transportasi dari CSID Universitas Indonesia, Jachrizal, Sabtu (28/5).

Jachrizal menuturkan jika persaingan semacam itu berarti saling membunuh antara transportasi umum. Jadi, dia menegaskan agar pemerintah jangan membangun transportasi umum yang saling membunuh.  "Harusnya pengelola angkutan umum itu, bersaingnya dengan kendaraan pribadi," imbuh dia.

Intinya pemerintah jangan membiarkan pengguna kendaraan pribadi merasa lebih dibandingkan kendaraan umum. Dia menyarankan pemerintah harus membuat angkutan umum yang tingkat kenyamanan dan kecepatannya lebih unggul dari kendaraan pribadi. 

"Banyak yang berhimpitan, jadi bersainglah. Sseperti misalnya dari koridor Jatinegara ke Pondok Kelapa, itu himpit-himpitan (bersaing) tuh di Jalan Ngurah Rai dengan kereta," kata dia.

Namun kebetulan KRL di kawasan itu belum sebaik jurusan Bogor-Depok. Sehingga koridor Transjakarta di daerah tersebut masih ada peminatnya. Sebab KRL ke arah Bekasi pelayanannya masih kurang baik, sehingga Transjakarta hidup.

"Apakah perencanaannya seperti itu? Ya kita jelekin saja kereta api Bogor atau Depok agar Transjakarta ada penumpangnya. Tapi kan  enggak begitu," terang dia.

Dia mengatakan, artinya angkutan umum harus direncanakan secara integral, atau lebih baik Transjakarta jurusan Manggarai-UI dipindahkan ke jalur lain. Sehingga tidak ada persaingan antara angkutan umum masal. 

Seperti diketahui angkutan umum jurusan Manggarai-UI terlalu banyak. Sehingga adanya persaingan antara KRL, metromini dan bus Transjakarta. Intinya pemerintah diharapkan tidak membangun transportasi baru, melainkan bagaimana memperbagus angkutan umum yang ada. 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement