Jumat 27 May 2016 16:00 WIB

Dadang Hawari: Kebiri tak Membuat Frustrasi

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: M Akbar
Dadang Hawari
Foto: Republika
Dadang Hawari

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Psikiater Dadang Hawari tak sependapat jika hukuman kebiri disebut-sebut dapat membuat frustrasi orang yang mengalaminya. Menurut dia, hukuman kebiri memang layak diberikan terhadap para pelaku kekerasan seksual terhadap anak.

Dia pun mengkritik adanya pernyataan sejumlah dokter yang menolak hukuman kebiri. Ada dokter yang mengatakan kebiri mengganggu atau dapat menyakiti orang sehat. Para dokter juga merasa hukuman kebiri menyalahi kode etik mereka.

"Tidak ada hubungannya dengan sumpah dokter. (Kebiri) itu akibat perbuatannya, maka dia dihukum," kata Dadang kepada Republika.co.id, Jumat (27/5).

Kebiri, kata dia, tak menyakiti orang yang mengalaminya. Selama ini belum ada kasus yang membuat seseorang melakukan bunuh diri. "Hanya dimatikan hasrat seksnya saja," ujarnya. Si orang tersebut pun akan menjalani hidup seperti biasa.

Dadang pun menyayangkan adanya pihak-pihak yang mengatakan kebiri merendahkan martabat seseorang. Ada juga yang menyebut kebiri mampu memaksa seseorang nekat bunuh diri. Oleh sebagian kalangan, pemerintah dituding terlalu emosional dalam memutuskan pemberlakuan hukuman kebiri.

Terhadap pihak-pihak tersebut, Dadang mengimbau agar mereka jangan hanya melihat dari sisi nasib si pelaku kekerasan seksual semata. Mereka juga harus peduli dan membela korban. Menurut dia, penderitaan yang dialami korban jauh lebih berat daripada pelaku yang dikebiri. "Korban bisa seumur hidup mengalami stres dan trauma," ujar Dadang.

Dadang yakin pemerintah tidak sembarangan mengambil keputusan perihal hukuman kebiri bagi pelaku kekerasan seksual terhadap anak. Keputusan ini berangkat dari banyaknya kasus kekerasan seksual sadis yang menjadikan anak-anak sebagai korbannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement