Kamis 26 May 2016 21:41 WIB

2.260 Kasus DBD Terjadi dalam Empat Bulan di Riau

Ilustrasi
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Dinas Kesehatan Provinsi Riau mencatat penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) pada daerah setempat dari Januari hingga April 2016 ini sudah 2.260 orang.

"Kasus DBD dari Januari hingga April tahun ini sudah 2.260 kasus se Provinsi Riau, kasus rata-rata meningkat tiap kabupaten/kota," ujar Staf Pengelola Program (P2) DBD Dinkes Riau, Nurul Muna, di kantornya Pekanbaru, Kamis (26/5).

Lebih lanjut, jumlah kasus dan angka kesakitan meningkat dibandingkan tahun sebelumnya dengan periode yang sama. Pada 2015 tercatat 1.078 kasus atau 17,4 angka kesakitan per 100.000 penduduk, dan mengalami kenaikan sebanyak 1182 kasus pada tahun ini atau menjadi 36,5 IR (inciden Rate).

"Peningkatan memang terjadi hampir di semua kabupaten/kota Provinsi Riau, kecuali Indragiri Hulu (Inhu) yang hanya ada penurunan jumlah kasus dari 109 pada 2015 atau 27 IR menjadi 102 kasus atau 25,3 per 100.000 penduduk," ungkapnya.

Selanjutnya, rincian penderita DBD Provinsi Riau pada 2016 diantaranya, Kabupaten Bengkalis 544 kasus, Kampar 202 kasus, Rokan Hulu 49, Pelalawan 78, lalu Kabupaten Inhu 102 kasus, Kuantan Singingi 153 kasus.

Kemudian Kabupaten Indragiri Hilir 55 kasus, Siak 251 kasus, Rokan Hilir 53, Kepulauan Meranti 98 kasus, Kota Dumai 170 kasus, dan Pekanbaru 505 kasus.

"Jumlah penderita meningkat karena perubahan musim yang saat ini tidak menentu, kadang hujan agak beberapa hari, lalu panas, kemudian hujan lagi. Hal tersebut bisa menjadi salah satu penyebabnya," ungkap wanita yang akrab dipanggil Nena ini.

Meskipun begitu katanya, masyarakat harus ikut serta merta dalam mencegah dan menanggulangi DBD tersebut dengan cara Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan 3M plus di setiap masing-masing rumahnya.

"Program PSN dengan Menguras bak mandi, Mengubur kaleng-kaleng bekas, dan Menutup penampungan air (3M)lebih efektif dalam pencegahan dan penekanan angka DBD, jika masyarakat menerapkan pada lingkungan sekitar atau rumah masing-masing," tuturnya.

Menurutnya, meskipun sudah dilakukan pengasapan (fogging) untuk membasmi nyamuk Aedes Aegepti penyebar virus demam berdarah, namun hal tersebut hanya bisa membunuh nyamuk dewasanya saja. "Untuk itu harus ada kesadaran dari masyarakatnya untuk melakukan PSN dengan 3M plus di rumah masing-masing. Karena nyamuk akan cepat tumbuh dan perkembangbiak di lingkungan yang tidak bersih," tutupnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement