REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama merasa bir merupakan minuman ringan. Sehingga ia tak akan mengumumkan pembatasan minuman beralkohol di minimarket dan toko-toko.
Basuki alias Ahok menyatakan Jakarta adalah kota yang sering dikunjungi wisatawan asing. Menurutnya para wisatawan tersebut senang mengonsumsi minuman beralkohol karena dianggap minuman biasa.
"Enggak usah announcement. Jakarta ini kota megapolitan. Buat orang bule, wisatawan, bir itu minuman ringan. Orang Jerman misalnya, dia enggak minum air putih, (minum) bir terus," katanya kepada wartawan di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (27/5).
Namun Ahok sendiri mengaku tidak suka minuman beralkohol karena takut berdampak buruk bagi tubuhnya. Ia hanya minum dan menyajikan minuman beralkohol sekedar menghormati tamu yang datang ke rumahnya. Bahkan Ahok menyebut tak sering mengonsumsi kopi.
"Ajaran agama saya ngajarin, enggak boleh mabuk dan ngerokok. Itu kan tafsiran masing-masing," ujarnya.
Diketahui, pembatasan peredaran minuman beralkohol terdapat dalam Peraturan Daerah (Perda) Nomor 8 Tahun 2007 tentang Ketertiban Umum. Lewat aturan itu, ia meyakini, minuman beralkohol tidak dijual kepada anak-anak di bawah umur.
"Aturannya enggak perlu detail-detail. Sudah jelas (minuman beralkohol) enggak boleh dibeli anak di bawah umur 17 tahun," ucapnya.