Rabu 25 May 2016 20:04 WIB

Kapolda Sulteng Mengaku Banyak Belajar dari Anak Buah Santoso

Rep: c30/ Red: Esthi Maharani
Kapolda Sulawesi Tengah Brigjen Pol Rudy Sufahriadi menunjukkan foto dua teroris Poso yang ditembak mati oleh Satgas Operasi Tinombala di Mapolda Sulawesi Tengah di Palu, Selasa (17/5).
Foto: Antara/Basri Marzuki
Kapolda Sulawesi Tengah Brigjen Pol Rudy Sufahriadi menunjukkan foto dua teroris Poso yang ditembak mati oleh Satgas Operasi Tinombala di Mapolda Sulawesi Tengah di Palu, Selasa (17/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak empat orang anak buah kelompok Santoso belum lama ini berhasil ditangkap. Kapolda Sulawesi Tengah Brigjen Rudy Sufahriadi mengaku banyak mendapatkan informasi sekaligus belajar dari mereka.

"Dari hasil pemeriksaan empat orang yang kemarin kami dapatkan hidup-hidup kami dapatkan info. Saya belajar banyak dan banyak tahu dari mereka," tutur Rudy di Mabes Polri Jakarta Selatan, Rabu (25/5).

Misalnya kata dia bagaimana cara mereka bertahan hidup di hutan, bahan makanan didapat darimana saja, bagaimana mereka mendapatkan senjata, serta bagimana cara mereka bisa menghidari kejaran aparat. Dari informasi itu, ia yakin bisa menyusun strategi untuk menangkap Santoso di kemudian hari.

"Namun saya tidak bisa sampaikan di sini. Kami sedang upayakan semua, mudah-mudahan lebih cepat tertangkapnya, itu lebih bagus," harap Rudy.

Ia melanjutkan saat ini kelompok teroris Santoso semakin terdesak. Apalagi perbekalan logistik mereka semakin menipis.

Namun saat ditanyakan perihal informasi adanya pendanaan yang datang dari Australia untuk kelompok Santoso, Rudy enggan membahasnya lebih jauh. Ia mengaku dalam operasi Tinombola, belum ditemukan adanya indikasi pendanaan dari luar negeri.

"Sampai hari ini, operasi yang saya pimpin, saya belum mendapatkan itu, tapi operasi yang lalu sedang didalami densus," ujar Rudy.

Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Boy Rafli Amar menegaskan dokumen atau hal yang menyangkut informasi pendanaan menjadi bagian dari penyelidikan dan akan dikembangkan lebih jauh.

"Informasi tersebut kami bisa deteksi, lalu kami bisa melakukan penggambaran secara utuh untuk petugas baik itu mengenai asal usul pendanaan mereka dan lain lain, yang mereka dapatkan dari tempat lain. Proses itu sedang dilakukan penyidikan," terang Boy.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement