REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Semburan debu vulkanik erupsi Gunung Sinabung yang terjadi Selasa, pukul 10.19 WIB sampai ke Kota Wisata Berastagi, Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara.
"Selain itu, juga meluas hingga ke Kecamatan Namantran, Kecamatan Merdeka, dan Kecamatan Berastagi," kata Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karo, Jhonson Tarigan dihubungi dari Medan, Selasa (24/5).
Kota Berastagi tersebut, menurut dia, hingga sore ini (Selasa, 24/5) masih kelihatan diselimuti debu erupsi Gunung Sinabung, meskipun tidak begitu tebal.
"Warga masyarakat yang ingin bepergian ke luar rumah terpaksa harus menggunakan masker pengaman penutup mulut untuk menghindari agar tidak terkena infeksi saluran pernapasan akut (Ispa) yang membahayakan itu," ujar Jhonson.
Ia menjelaskan, petugas Dinas Kesehatan membagi-bagikan masker pengaman kepada masyarakat untuk menghindari debu vulkanik yang terus beterbangan di Kota Berastagi.
Bahkan, sebahagian rumah warga dan mobil pribadi yang melintas dan lalu lalang di jalan raya di kota tersebut, juga kelihatan tertutup debu erupsi Gunung Sinabung.
"Debu vulkanik erupsi Gunung Sinabung juga terjadi di Desa Gajah, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo. Siswa dan guru di daerah tersebut mengenakan masker pengaman untuk melaksanakan aktivitas," ucapnya.
Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, kembali mengalami erupsi pada Selasa, pukul 10.19 WIB yang menyebarkan awan panas.
Petugas Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Pos Sinabung M Nurul Asrori mengatakan erupsi itu menyebarkan awan panas yang meluncur ke arah selatan dan tenggara sejauh 1.000 meter. Ke arah timur, awan panas tersebut meluncur hingga 2.500 meter.
Namun pihaknya tidak mengukur ketinggian kolom abu vulkanik yang menyembur ketika erupsi tersebut berlangsung. "Ketinggian tidak terbaca karena tertutup kabut," katanya. Petugas PVMBG Pos Sinabung belum mendeteksi adanya erupsi susulan dari gunung berapi itu.