Senin 23 May 2016 15:53 WIB

Suhu Udara di Pantura Mulai Menyengat

Rep: Lilis Handayani/ Red: Angga Indrawan
Seorang petani mencabut rumput di sawahnya yang kering akibat musim kemarau (ilustrasi).
Foto: Antara/Arief Priyono
Seorang petani mencabut rumput di sawahnya yang kering akibat musim kemarau (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Memasuki awal musim kemarau, suhu udara di pantura Indramayu dan Cirebon, mulai menyengat. Warga pun diimbau untuk mewaspadai ancaman dehidrasi.

"Di sebagian wilayah Indramayu, saat ini sudah masuk musim kemarau dan di wilayah Cirebon akan masuk kemarau," ujar Forecaster BMKG Stasiun Jatiwangi Kabupaten Majalengka, Ahmad Faa Iziyn kepada Republika, Senin (23/5).

Pria yang akrab disapa Faiz itu menjelaskan, masuknya musim kemarau menyebabkan jumlah awan  semakin sedikit sehingga sinar matahari langsung menyinari permukaan bumi tanpa banyak terhalang oleh awan. Kondisi itu menyebabkan suhu udara terasa terik, terutama di siang hari. 

"Saat ini suhu udara di pantura maksimum bisa mencapai 35 derajat celcius," terang Faiz.

Suhu udara akan turun jika di siang hari banyak awan/mendung. Dengan demikian, sinar matahari akan terhalang oleh awan. Forecaster BMKG Stasiun Jatiwangi lainnya, Ginanjar menambahkan, selain suhu yang mulai tinggi, panasnya udara juga disebabkan tingginya kelembaban udara. 

Ginanjar menyebutkan, tingkat kelembaban udara saat ini sekitar 60 persen. Sedangkan saat musim kemarau normalnya berkisar antara 50 - 52 persen. "Makanya udara terasa panas sekali," terang Ginanjar.

Tingginya kelembaban udara itu disebabkan banyaknya penguapan air yang ada di perairan. Baik Faiz maupun Ginanjar mengungkapkan, meski sudah masuk musim kemarau, namun peluang hujan masih bisa terjadi. Kondisi tersebut berbeda dengan musim kemarau tahun lalu yang sangat kering.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement