Ahad 22 May 2016 19:56 WIB

Pembukaan Wisata Pantai Jangan Ancam Kelestarian Hutan

Rep: Christiyaningsih/ Red: Dwi Murdaningsih
Hutan. Ilustrasi
Foto: Google
Hutan. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Pesisir selatan Kabupaten Malang terkenal akan keindahan pantainya yang memesona. Di sepanjang pesisir terdapat belasan pantai yang masih belum banyak terjamah. Akan tetapi pembukaan pantai-pantai baru harus dikelola dengan baik agar tak merusak keseimbangan alam.

Andi Syaifudin dari Lembaga Sahabat Alam (Salam) mengungkapkan kelestarian hutan tropis di sekitar pantai harus terjaga. "Kabupaten Malang memiliki hutan tropis dataran rendah terbaik di Pulau Jawa di luar taman nasional dan cagar alam," katanya belum lama ini.

Hutan tropis seluas 1989 hektar tersebut adalah satu-satunya yang tersisa di wilayah Malang Selatan. Hutan tropis Malang selatan menjadi rumah bagi 128 spesies burung, macan tutul, dan macan kumbang.

Kekhawatiran Andi dan para aktivis lingkungan bukan tanpa alasan. "Pembukaan pantai-pantai baru dikhawatirkan mengurangi luas hutan," jelas pria yang sudah menjadi pendamping masyarakat di pantai selatan sejak 2010 ini.

Alih fungsi lahan untuk pembangunan infrastruktur wisata mengakibatkan daya jelajah satwa berkurang. Membanjirnya masyarakat yang berbondong-bondong berwisata ke pantai dapat mengubah pola perilaku satwa. Pola konsumsi satwa akan terganggu karena rumahnya terusik dan bukan tak mungkin akan menyerang pengunjung.

Tahun ini, ada lima pantai baru yang dibuka sebagai kawasan wisata. Kelima pantai tersebut meliputi Pantai Ngentup, Banyumeneng, Selok, Gondang Sugu, dan Rantai Wulung. Agar pembukaan pantai-pantai baru tak mengganggu ekosistem, Andi dan masyarakat setempat bersinergi mewujudkan konsep ekowisata pantai.

Khusus kunjungan ke Pantai Gondang Sugi dan Rantai Wulung, wisatawan harus disertai pendamping. "Kawasan tersebut dibuat sebagai kawasan terbatas agar hutan yang ada tetap terjaga," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement