REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Korban luncuran awan panas Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatra Utara bertambah menjadi sembilan orang. Tujuh di antaranya meninggal dunia dan dua lainnya dalam keadaan kritis.
"Korban awan panas dari Gunung Sinabung bertambah menjadi sembilan orang," kata Kabid Humas Polda Sumut AKBP Rina Sari Ginting, Ahad (22/5).
Selain temuan dua jenazah baru, dua dari empat korban kritis yang dilarikan ke RSUP Adam Malik Medan, juga dilaporkan mengembuskan napas terakhir.
Ketujuh jenazah tersebut, yakni atas nama Karman Meliala (60 tahun), Irwansyah Sembiring (17), Nanin Boru Sitepu (50), Leo Perangin-angin (25), Mulip Ginting (45), Ersada Ginting (55), dan Ibrahim Sembiring (57). Dua nama terakhir sempat mendapatkan perawatan intensif di RSUP Adam Malik Medan akibat mengalami luka bakar di atas 60 persen.
Rina menjelaskan, saat kejadian, seluruh korban yang merupakan warga desa Gamber sedang berkebun di ladang mereka di desa tersebut. Padahal, Gamber masuk dalam zona merah karena berada dalam radius lima kilometer dari puncak Sinabung dan harus bersih dari segala aktivitas dan keberadaan masyarakat.
"Saat melakukan aktivitas di sana, tiba-tiba datang awan panas gunung Sinabung membakar para korban," ujar Rina.
Rina mengatakan, Polres Karo bekerja sama dengan TNI dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) saat ini sedang mengevakuasi masyarakat yang masih berada di desa Gamber untuk dibawa keluar dari zona merah. Selain itu, masyarakat pun telah diimbau untuk tidak memasuki apalagi beraktifitas di zona yang dilarang pemerintah.
Saat ini, seluruh jenazah telah berada di RSU Kabanjahe, Karo untuk kemudian diserahkan ke pihak keluarga. Sedangkan, dua korban kritis masih menjalani perawatan intensif di RSUP Adam Malik Medan. Dua korban tersebut, yakni Cahaya Sembiring (57) dan Cahaya Boru Tarigan (45).