Ahad 22 May 2016 10:57 WIB

Penerima Dana Desa Harus Miliki Kesiapan Mental

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Angga Indrawan
Dana Desa
Dana Desa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masyarakat yang menerima dana desa diminta perlu memiliki kesiapan mental, terutama bagi yang menjadi perangkat desa. Mereka harus cerdas dan arif memenuhi setiap persyaratan dalam pengajuan program, pelaksanaan hingga pelaporan penggunaan dana desa.

Pola pikir yang cenderung ingin instan dan tidak mengindahkan kearifan lokal seperti nilai kejujuran, keterbukaan, gotong-royong dan musyawarah mufakat dikhawatirkan justru akan berisiko pada kegagalan dalam program kerja pembangunannya. "Dalam beberapa kasus, kegagalan ini tidak hanya menyebabkan urungnya pembangunan desa, namun juga menyebabkan beberapa perangkat desa harus berurusan dengan hukum," kata Peneliti Merapi Cultural Institute (MCI) Hrb Binawan, akhir pekan lalu.

Dia berpendapat kearifan lokal sebaiknya tidak dipandang sebagai penghambat pembangunan, sebaliknya dijadikan sebagai pedoman dan sekaligus pengontrol pembangunan terutama dalam rangka menjaga kelestarian lingkungan. Perencanaan dan pelaksanaan pembangunan sebaiknya mengikutsertakan masyarakat dan harus berpedoman pada tingkat kebutuhan dan kondisi riil masyarakat setempat, bukan semata-mata aji mumpung.

Menurut Binawan, pembangunan yang memakai perspektif pembangunan ala kota tanpa mempertimbangkan kebutuhan riil yang lahir dari kerarifan lokal hanya akan membawa beban sosial-budaya warga desa. Belum lagi, dalam jangka panjang mendatangkan beban ekonomi berupa biaya perawatan besar yang kadang tak terpikirkan.

"Mumpung ada dana, dibuat sebagus-bagusnya. Selanjutnya, pusing karena terbebani dengan biaya perawatan," ujarnya.

Pembangunan ekonomi termasuk sarana dan prasarana pedesaan yang terlalu tiba-tiba atau bahkan terlalu dipaksakan demi terlaksananya rencana anggaran yang telah dialokasikan, justru bakal berakibat buruk.  Perkembangan ekonomi yang pesat dan tidak diimbangi pembangunan mental dan kesadaran masyarakat pedesaan akan kearifan lokal maka akan berdampak pada mentalitas masyarakat yang materialistis. Yaitu mentalitas yang selalu mempertimbangkan untung-rugi dalam berinteraksi.

Mentalitas materialistis ini menjadi ancaman besar bagi kearifan lokal. Binawan mengatakan pembangunan pedesaan yang tetap menjunjung tinggi nilai-nilai tradisi dan kearifan lokal akan memperkuat jatidiri bangsa. Sebaliknya, pembangunan yang meminggirkan nilai kearifan lokal dikhawatirkan justru semakin menggilas posisi desa sebagai ‘nurani’ bangsa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement