Jumat 20 May 2016 22:00 WIB

Gagang Gergaji dari Sampah Diminati

Sampah plastik
Foto: abc news
Sampah plastik

REPUBLIKA.CO.ID, KUDUS -- Produk gagang gergaji maupun gagang golok yang terbuat dari bahan daur ulang sampah plastik cukup diminati pasar di luar Pulau Jawa maupun kota besar di Tanah Air.

"Awalnya, saya hanya mencoba membuat gagang gergaji yang lebih kuat karena yang dijual di pasaran ternyata mudah pecah ketika terjatuh," kata perajin gagang gergaji dan golok asal Desa Hadipolo, Kecamatan Jekulo, Kudus, Maryono di Kudus, Jumat (20/5).

Setelah berhasil membuat dengan mesin cetak hasil desain sendiri, kata dia, perajin gergaji maupun golok di Kudus tertarik membelinya.

Akhirnya, lanjut dia, mesin cetaknya ditambah menjadi delapan buah yang merupakan mesin untuk mencetak gagang gergaji serta golok. Setiap unit mesin cetakannya, kata dia, mampu menghasilkan 200-an buah gagang golok maupun gergaji.

Pengoperasian mesin cetaknya itu, kata dia, tidak membutuhkan banyak tenaga karena satu pekerja bisa mengoperasikan dua unit mesin cetak sekaligus.

Untuk bahan bakunya, kata dia, tidak terlalu sulit karena di Kudus juga ada pengepul sampah plastik kresek yang didaur ulang sehingga menjadi semacam biji plastik. Harga bahan bakunya, kata dia, cukup murah karena setiap kilogramnya hanya Rp 2.500.

Selain laku di pasar lokal, kata dia, produk gagang gergaji maupun golok buatannya juga diminati pengrajin gergaji maupun golok di Sumatera, Padang serta Jakarta.

Harga jual setiap gagang gergaji buatannya sebesar Rp 2.000 hingga Rp 3.000 per buah disesuaikan dengan ukurannya, sedangkan untuk gagang golok per buahnya hanya Rp 1.500. Ketika banyak pesanan, kata dia, dalam sebulan bisa mengirim ke setiap pelanggan hingga 1.000 kodi.

Produksinya, kata dia, masih mengandalkan pesanan, sehingga ketika sedang sepi pesanan, maka mesin cetak yang dioperasikan hanya satu unit, sedangkan saat ramai pesanan tentu akan ditambah.

Gagang gergaji maupun golok hasil produksinya, kata dia, bisa bersaing dengan produk serupa dari daerah lain maupun dari Cina. Ia berharap bisa mendapatkan bantuan peralatan produksi yang lebih modern karena selama ini masih mengandalkan mesin cetak hasil desain sendiri.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement