REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Kepala Pasar Kranji Baru, Juhasan Antosuseno, mengatakan, harga sembako di Pasar Kranji Baru Bekasi Jawa Barat menjelang Ramadhan masih stabil, kecuali gula pasir yang terus mengalami kenaikan. Lonjakan harga diperkirakan akan terjadi sepekan jelang bulan suci Ramadhan.
Menurut pantauan pengelola pasar, harga gula pasir di Pasar Baru Kranji mengalami kenaikan Rp 1.000 menjadi Rp 16 ribu. Gula merah juga mengalami kenaikan dari Rp 17 ribu per kilo menjadi Rp 18 ribu.
Kenaikan pada komoditas gula Jawa dan gula pasir ini merata di beberapa pasar lain di Kota Bekasi. Harga gula pasir di Pasar Baru Bekasi juga mencapai Rp 16 ribu.
"Kalau untuk sekarang belum ada kenaikan, kemungkinan sepekan sebelum puasa biasanya ada lonjakan. Sekarang baru gula saja. Gula pasir mencapai Rp 16 ribu. Per hari ada saja kenaikan gula pasir dari Rp 11 ribu, Rp 12 ribu, sampai sekarang Rp 15 ribu," kata Juhasan, kepada Republika.co.id, Selasa (17/5).
Juhasan menambahkan, harga bawang merah hingga kini masih stabil, tetapi bertahan mahal di kisaran Rp 40 ribu per kilo. Harga sejumlah bahan pokok, seperti beras, terigu, minyak, telur, cabai, dan sayuran juga relatif stabil. Harga cabai merah di pasar ini berkisar Rp 35 ribu per kilo, terbilang turun setelah sempat mencapai Rp 50 ribu tiga pekan lalu.
Lonjakan harga paling signifikan pada Ramadhan, menurut dia, biasanya terjadi pada komoditas daging ayam dan daging sapi. Kebutuhan warga masyarakat terhadap daging sangat besar, apalagi menjelang lebaran.
Sebulan terakhir, harga daging ayam per ekor stabil di angka Rp 38 ribu. Harga daging sapi juga tetap di kisaran Rp 120 ribu per kilogram.
"Kenaikan paling tinggi biasanya daging ayam. Sekarang harga daging sapi juga sudah di atas rata-rata mencapai Rp 120 ribu per kilo. Ini harus diwaspadai, saat mau punggahan bisa mencapai Rp 150 ribu kalau ada kelangkaan," imbuh Juhasan. Adapun harga telur cenderung tetap di angka Rp 21 ribu.
Juhasan menyatakan, pihaknya tidak bisa melakukan intervensi harga kepada pedagang. Naik turun harga mengikuti harga beli para pedagang dari pasar induk, khususnya Pasar Induk Kramat Jati dan Pasar Induk Cibitung. Apabila kedua pasar itu mengalami kebaikan harga, para pedagang yang mayoritas membeli dagangan di pasar itu pun ikut menaikkan harga.
Menurut dia, intervensi pengelola pasar diarahkan ke ranah distribusi dan sirkulasi barang. Pihaknya akan mewaspadai apabila ada pedagang yang melakukan kecurangan dari segi takaran ataupun penumpukan barang.
Hingga kini, Juhasan mengungkapkan, pihaknya belum mendapatkan informasi ada tidaknya operasi pasar menjelang Ramadhan. Ia menambahkan, operasi pasar sejak dulu jarang dilakukan di Pasar Kranji Baru.