REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masyarakat kembali dikejutkan dengan kasus pemerkosaan anak. Kali ini, seorang kontraktor asal Kediri Sony Sandra (63) alias koko, disebut telah memperkosa 58 anak perempuan yang masih di bawah umur.
Ketua Komnas Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait mengatakan, sebenarnya kasus perkosaan terhadap 58 anak itu merupakan kasus tahun lalu.
"Dulu korban yang melapor hanya empat orang namun karena pelaku beralasan sakit kemudian tidak ditahan pelakunya, hanya ditahan di rumah sakit saja," katanya, Selasa, (17/5).
Namun ternyata, Arist melanjutkan jumlah korbannya bukan hanya empat. Namun meningkat sampai akhirnya jadi 58 anak-anak remaja yang tinggal di sekitar Kediri.
"Ini merupakan kejahatan luar biasa. Sebanyak 58 anak remaja diperkosa oleh pengusaha yang terkenal di Kediri," ujarnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Sony yang merupakan pengusaha konstruksi disebut telah memperkosa 58 anak perempuan di bawah umur. Kejadian yang berlangsung di Kota Kediri dan Kabupaten Kediri tersebut terjadi sejak 2013.
Aktivis Yayasan Kekuatan Cinta Indonesia cabang Kediri, Jeannie Latumahina, mengatakan hingga saat ini baru ada lima korban yang kasusnya diproses hukum.
"Dua dari lima korban kasusnya sudah ditangani Pengadilan Negeri (PN) Kota Kediri. Putusan akan dibacakan 19 Mei nanti. Tiga korban lain penanganan kasusnya masih berlanjut di PN Kabupaten Kediri," jelas Jeannie kepada Republika.co.id.
Kelima korban, lanjut Jeannie, berinisial AK, FD, I, A dan K. Saat mengalami perkosaan oleh Sony, kelima korban masih berstatus pelajar SD dan SMP. Kasus perkosaan anak ini dapat terungkap setelah keluarga mencari AK yang pada 2015 lalu hilang dari rumah selama lima hari.
Oleh keluarganya, AK ditemukan di kawasan Simpang Lima Gumul, Kabupaten Kediri. Saat didesak ibunya, AK mengakui telah menjadi korban perkosaan yang dilakukan Sony.
Kejadian itu berlangsung di sebuah hotel di Kediri. Saat kejadian berlangsung , AK mengakui jika tidak hanya dia yang menjadi korban.
"Dia bersama tiga gadis lain. Sebelum menjadi korban, keempatnya dipaksa meminum obat yang memberi efek pusing, lemas, mual, dan gemetar," ungkap Jeannie.
Setelah itu, pelaku Sony menyetubuhi keempat gadis praremaja tersebut. Menurut penuturan AK, pelaku dan keempat gadis berada di satu tempat saat kejadian berlangsung. Selain dipaksa minum obat, keempat korban juga dipaksa menyaksikan video porno.
Jeannie menjelaskan, ada 17 korban dari Sony yang kini sudah diidentifikasi, termasuk lima yang sedang disidangkan. Seluruh korban berusia pra remaja hingga 17 tahun.
Sementara, keberadaan sebanyak 12 korban lain mulai sulit dilacak. Menurut Ketua Lembaga Perlindungan Anak dan Perempuan Brantas, Habib Umar Alhamid, 12 korban diduga diancam oleh pelaku.
"Pelaku SS dan anak buah mengancam keluarga korban. Ada korban yang kini telah disuruh keluar dari Kediri. Korban lain diduga menerima uang tutup mulut dari pelaku," ujar Habib.
Hal itu, kata dia, terindikasi dari pesan singkat pelaku kepada orang tua korban. Korban dijanjikan uang sebesar Rp 60 juta dan satu buah motor jika tidak melaporkan perbuatan pelaku kepada kepolisian.