Selasa 17 May 2016 13:09 WIB

JK: Akom Bersikap Elegan di Munaslub Golkar

Peserta mengikuti proses pemilihan Ketua Umum dalam Munas Luar Biasa (Munaslub) di Nusa Dua, Bali, Selasa (17/5)
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Peserta mengikuti proses pemilihan Ketua Umum dalam Munas Luar Biasa (Munaslub) di Nusa Dua, Bali, Selasa (17/5)

REPUBLIKA.CO.ID, BOJONEGORO -- Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai sikap Ade Komarudin yang memutuskan tidak melanjutkan pemungutan suara pemilihan putaran kedua untuk memilih ketua umum Partai Golkar merupakan tindakan elegan.

"Ya, itu proses yang elegan, baik. Langsung bersatu lagi, walaupun bersaing tapi ujungnya bersatu, kita menghargai itu," kata kata Wakil Presiden Jusuf Kalla usai menghadiri Apel Bela Negara di Bojonegoro, Jawa Timur, Selasa (17/5).

Jusuf Kalla menilai proses penyelenggaraan Musyawarah Nasional Luar Biasa Partai Golkar, yang berlangsung sejak Sabtu (14/5), menunjukkan dinamika politik demokratis dalam tubuh partai tersebut.

(Baca juga: KMP: Kami tidak Merasa Kehilangan Golkar)

Sementara itu, di Bali, Ade Komarudin mengatakan keinginannya agar Munaslub Partai Golkar berjalan rekonsiliatif; sehingga dia memutuskan untuk tidak melanjutkan voting pemilihan Ketua Umum DPP Partai Golkar putaran kedua.

Ade menyatakan keputusan yang diambilnya adalah demi kebaikan seluruh kader dan kebesaran Partai Golkar.

"Kalau saya melanjutkan saya pikir tidak akan rekonsiliatif. Demokrasi bukanlah untuk bercerai-berai. Kita harus mengendalikan demokrasi dengan baik," kata Ade usai voting pemilihan Ketua Umum Golkar di Bali Nusa Dua Convention Center, Bali.

Dalam penghitungan suara, perolehan suara delapan bakal calon Ketua Umum antara lain Ade Komarudin 173 suara, Setya Novanto 277 suara, Airlangga Hartarto 14 suara, Mahyudin dua suara, Priyo Budi Santoso satu suara, Aziz Syamsuddin 48 suara, Indra Bambang Utoyo satu suara, Syahrul Yasin Limpo 27 suara dan suara tidak sah berjumlah 11, sehingga total suara 554.

Dari hasil tersebut sejatinya Ade dan Novanto masih harus menjalani pemilihan tahap kedua karena keduanya sama-sama memenuhi perolehan suara 30 persen.

Melihat ini, kandidat Ketua Umum Syahrul Yasin Limpo menyarankan agar Ade menganggap hasil tersebut final, tanpa harus menjalani pemilihan putaran kedua.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement