Senin 16 May 2016 18:42 WIB

KPAI: Jejalkan Aktivitas pada Anak Korban Pornografi

KPAI
Foto: dok KPAI
KPAI

REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- Anak-anak korban pornografi membutuhkan banyak aktivitas sosial untuk mengalihkan perhatiannya dari candu seksual. Ketua Divisi Sosialisasi Komisi Perlindungan Anak Indonesia, Erlinda mengatakan pornografi menyebabkan lima sel saraf otak anak rusak, sehingga dibutuhkan pengalihan perhatian secara berlebihan untuk menyembuhkannya.

"Anak perlu dijejalkan aktivitas sosial yang bisa membuat anak itu lupa. Saat dialihkan ke kreativitas, maka akan lupa dengan hal yang buruk," kata Erlinda, Senin (16/5).

Menurut dia, pornografi dan aktivitas seksual memiliki racun yang membuat anak adiktif. Bahkan, kadarnya bisa saja terus meningkat. Anak yang sudah terpapar pornografi membutuhkan rehabilitasi mental untuk bisa segera ke luar dari candu.

Ia meminta bantuan pemerintah dan masyarakat bersama-sama mengalihkan perhatian anak-anak korban paparan pornografi dengan membangun pusat minat dan bakat.

"Ajak PKK, ibu-ibu di kecamatan yang berseragam untuk ikut. Ini bisa, asal ada kemauan," kata dia.

Pemerintah diharapkan menganggarkan dana untuk membangun berbagai sarana berkreasi bagi anak-anak, mengundang psikolog untuk memberikan pelatihan tumbuh kembang anak.

"Anggaran Pemda tinggi. Buat pusat aktivitas," katanya lagi.

Kebanyakan masalah anak adalah tidak memiliki ruang gerak yang cukup. Padahal ruang gerak baik untuk menggali potensi pada anak. Ia mengingatkan, anak-anak korban pornografi bisa berujung buruk dan menjadi pelaku kejahatan seksual. Seperti yang terjadi pada anak-anak pelaku pemerkosaan di Bengkulu, karena sel otaknya sudah rusak.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement