REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA -- Kandidat ketua umum partai Golkar Priyo Budi Santoso, menawarkan program kepada kader Golkar, untuk meyakinkan mereka agar memilihnya. Pertama, Priyo menjelaskan, Golkar harus merajut kembali jalur ABG (ABRI, Birokrasi dan Golkar), yang merupakan jalur keluarga besarnya.
Menurutnya, selama ini Golkar lupa dengan hal tersebut. Ia memastikan, dalam kepengurusan DPP akan ada beberapa jenderal purnawirawan, purnawirawan Polri, pejabat tinggi, dan birokrasi selain aktivis. ''Itu yang saya namakan kembali ke jalur ABG,'' kata Priyo, dalam presentasinya kepada DPD I dan DPD II wilayah timur, di Nusa Dua, Bali, Jumat (13/5).
Yang kedua, lanjut dia, akan dibuat divisi-divisi bidang kaderisasi. Menurutnya, Partai Golkar saat ini telah menjadi partai massa. Tapi lupa, untuk menyiapkan kader dari partai sendiri.
Karena itu, ia menyerukan saatnya Golkar merefleksikan diri, untuk membangun kembali metode-metode kaderisasi. ''Kalau saya jadi nahkoda partai, kita pastikan mesin mobilisir dengan cara bangun kader militer sebagai api yang selalu kita nyalakan 24 jam,'' jelasnya.
Ia berjanji, akan menyiapkan kader penggerak partai dari tingkat desa, teritorial kecamatan, kabupaten. Serta merangkul kaum nelayan, petani, dan buruh yang selama ini lupa disentuh mereka.
Selanjutnya, kata Priyo, karena cuaca politik berubah, dan sistem pemilu yang berubah, dalam menghadapi Pileg dan Pilpres dibutuhkan sebuah partai dan figur pemimpin yang menawan. Ia menuturkan, kalau partai punya nahkoda yang sembarangan, itu terlalu berisiko.
Karena kepemimpinan partai menjadi ikon partai itu penting dipertahankan. ''Kalau saya terpilih, kita kedepankan pola hidup sederhana dan apa adanya. Tidak boleh partai kita ekspresikan pola hidup mewah, punya pesawat jet, kita tidak boleh tunjukkan di publik, mati kita,'' ujarnya.
Keempat, Priyo juga ingin menata ulang sistem kepartaian dalam pengambilan keputusan. Partai sebesar Golkar, perlu sistem komando. Tapi tidak semua hal diputuskan di Jakarta.
DPP mesti meneropong satu per satu persoalan di daerah, karena daerah yang paling tahu persoalan di tempat mereka. ''DPP tinggal putuskan saja. Tidak usah kalau ingin pimpinan daerah lobi-lobi pimpinan pusat,'' ucapnya.
Selain itu, Priyo menegaskan, dalam Pilkada, DPP harus prioritaskan ketua-ketua partai di daerah, serta akan hapus segala mahar politik. Manakala ada talenta bagus tapi tidak punya uang, DPP mesti ikut membantu.
Terakhir, ia menyatakan akan berkeliling di seluruh daerah dari Aceh sampai Papua. ''Kalau perlu kantor DPP kami gotong ke daerah. Berkeliling, hidupkan kembali semangat kita,'' katanya.