REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) telah menerima laporan terkait ujian nasional (UN) SMP. Dari laporan dari masyarakat tersebut, FSGI mengklasifikannya menjadi empat kategori.
Pertama, terkait lancarnya UN pada hari pertama. Soal ujian dianggap mampu dikerjakan siswa. Kedua, Sulitnya soal matematika dan diduga tidak sesuai dengan kisi-kisi soal serta soal yang tidak pernah diajarkan ke siswa.
Ketiga, beredarnya soal dan kunci jawaban di kalangan para siswa. Keempat, dugaan bocornya soal di Google Drive.
"Berkaitan dengan maraknya jual beli kunci jawaban dan dugaan kebocoran soal bahasa Inggris di aplikasi Google Drive, maka polisi harus mengusut tuntas mafia dan menghukum para tersangka," ujar Sekretaris Jenderal FSGI Retno Listyarti di Jakarta, Kamis (12/5).
Kasus kenocoran soal melalui Google Drive pernah terjadi pada 2015. Namun hingga kini tidak ada kejelasan penyelesaian perihal kasus tersebut. Kasus ini seperti dipeti es kan.
"Selama kasus-kasus serupa ini tidak pernah dibongkar dan ditindak tegas, maka kecurangan, jual beli soal, dan kunci jawaban tidak akan pernah berhenti," kata Retno.
Terkait masalah sulitnya UN Matematika SMP, dia menyebut hal itu terjadi karena tidak sesuai dengan kisi-kisi soal yang disusun Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
Untuk itu, FSGI meminta Kemendikbud menindaklanjutinya dengan mengecek ke Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik) dan seluruh yang terlibat dalam pembuat soal UN Matematika tersebut.
FSGI berharap semua tindak lanjut Kemendikbud atas temuan tersebut dibuka ke publik. Pasalnya publik berhak tahu demi perbaikan kebijakan selanjutnya.