REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG – Kementrian Sosial (Kemensos) menambah jumlah peserta Program Keluarga Harapan (PKH) di Jawa Barat sebanyak 460 ribu keluarga sangat miskin (KSM). Sehingga, total keluarga miskin yang akan menjadi sasaran program tersebut sebanyak satu juta. Program tersebut, bantuannya berupa pendidikan dan kesehatan dari pemerintah.
Menurut Menteri Sosial Republik Indonesia, Khofifah Indar Parawansa, secara nasional jumlah peserta PKH saat ini berjumlah sebanyak 3,5 juta KSM. Tahun ini, rencananya akan ditambah sebanyak 2,5 juta KSM sebagai sasaran PKH. Sehingga secara nasional total ada 6 juta KSM yang akan menerim bantuan dari pemerintah.
“(Jumlah tersebut) dari hasil validasi data dari Kemensos, Pemprov, pemerintah kabupaten/kota dan lain-lain," ujar Khofifah usai pembukaan Annual Summit Program Keluarga Harapan Provinsi Jawa Barat, di Sabuga, Kamis (12/5).
Menurut Khofifah, terdapat dua komponen yang diberikan dalam PKH, yakni kesehatan dan pendidikan. Komponen kesehatan diberikan kepada ibu hamil dan balita dengan jumlah bantuan sebesar Rp1,2 juta per orang. Komponen pendidikan diberikan kepada murid sekolah dasar sebesar RP 450 ribu, pelajar SMP Rp750 ribu dan SMA Rp1 juta per tahun diberikan empat kali pencairan dalam satu tahun.
Kementrian Sosial, kata dia, tahun ini menganggarkan sekitar Rp 9,98 trilun untuk PKH. Namun, program ini harus diintegrasikan dengan lembaga lain.
Selain menambah peserta PKH, kata dia, pihaknya juga tahun ini menambah jumlah pendamping PKH sebanyak 11 ribu pendamping. Saat ini telah ada 15 ribu pendampaing yang sudah betuga membantu para KSM agar bisa hidup lebih mandiri. Dengan penambahan ini, akan lebih efektif. Karena idealnya satu pendamping melayani 100-200 KSM.