Kamis 12 May 2016 10:56 WIB

Gajah Yani Diautopsi, Ratusan Pengunjung Kebun Binatang Tertahan

Rep: C26/ Red: Winda Destiana Putri
Kondisi gajah Yani berusia 37 yang sakit dan akhirnya mati.
Foto: Antara/Agus Bebeng
Kondisi gajah Yani berusia 37 yang sakit dan akhirnya mati.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gajah Sumatra yang sempat sakit parah di Kebun Binatang Bandung akhirnya mati pada Rabu (11/5) petang kemarin. Kematian gajah bernama Yani tersebut ditindaklanjuti dengan proses autopsi.

Proses autopsi yang berlangsung pada Kamis (12/5) sejak pagi pun berimbas pada ditutup sementaranya pintu masuk kebun binatang. Alhasil, ratusan pengunjung yang akan berwisata terpaksa menunggu karena proses autopsi yang masih berlangsung.

Berdasarkan pantauan Republika, tampak pengunjung duduk di depan pintu gerbang. Mulai dari anak-anak sekolah hingga orang tua masih menunggu hingga pintu masuk dibuka.

Seorang pengunjung bernama Yuni (32) mengaku sudah menunggu sejak pukul 08.00 WIB. Sedianya Yuni tengah mengantarkan anaknya yang akan melihat satwa bersama pihak sekolahnya di PAUD Plus Nurul Falah.

"Datang dari jam 8 pagi tadi. Nunggu sampai sekarang belum dibuka," kata Yuni yang masih menunggu bersama orang tua murid lainnya, Kamis (12/5).

Ia mengaku tidak mengetahui adanya kematian gajah yang berlanjut dengan proses autopsi. Saat datang, ia dan rekannya melihat sudah ada pengumuman pada selembar kertas yang ditempel di pagar pintu masuk. "Mohon maaf, selama pemeriksaan otopsi berlangsung, kebun binatang ditutup sementara," begitu tulisan yang terpampang.

Semakin siang, tampak pengunjung semakin banyak dan tetap menunggu. Mereka masih belum bisa masuk, padahal Kebun Binatang Bandung biasanya sudah dibuka sejak pukul 08.00 WIB.

Gajah Yani yang diketahui berumur 37 tahun dikabarkan sakit selama seminggu. Kondisinya sangat memprihatinkan hingga tak bisa lagi berdiri.

Belum diketahui sakit yang menyebabkan gajah Yani akhirnya mati. Hingga berita ini ditulis, proses autopsi masih berlangsung secara tertutup.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement