REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan terus mendorong para santri untuk terbiasa tinggal di rumah susun sewa (rusunawa) atau hunian vertikal.
"Pemerintah berharap bangunan rusunawa yang dibangun untuk pondok pesantren di Tanah Air bisa mendukung pendidikan bagi para santri. Apalagi, banyak juga santri yang memerlukan tempat tinggal yang layak," kata Direktur Jenderal Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR Syarif Burhanuddin menjawab pers di Jakarta, Rabu.
Syarif menerangkan bahwa sejak 2015 pemerintah memiliki kebijakan untuk membangun rusunawa secara lengkap dengan fasilitas pendukungnya.
Pembangunan tidak difokuskan hanya selesai pembangunan gedung saja, tetapi juga didukung dengan listrik, air, prasarana jalan, saluran air, serta mebeler, seperti meja dan kursi belajar, tempat tidur dan lemari pakaian serta kipas angin bagi para penghuni rusunawanya.
"Mulai 2015 pemerintah melalui Kementerian PUPR membuat kebijakan memberikan bantuan kepada ponpes berupa rusunawa yang lengkap. Jadi, pada hari ini kami tidak meresmikan gedung semata, tetapi pemanfaatan gedung. Rusunawa yang sudah jadi harus bisa segera dihuni oleh para santri," katanya.
Oleh karena itu, Syarif berharap para santri dan pengelolanya bisa memelihara bangunan yang dibangun dengan anggaran pemerintah tersebut dengan baik.
"Pengelola rusunawa nantinya juga harus dapat mendidik para santri agar terbiasa hidup di rumah vertikal. Selama ini 'kan santri banyak tinggal di rumah-rumah tapak. Sekarang saatnya santri bisa tinggal di rusun yang nyaman," ujarnya.
Syarif belum bersedia memerinci berapa total anggaran yang disiapkan pemerintah tahun ini untuk membangun rusunawa bagi para santri di Indonesia.