REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Kementerian dan Lembaga (K/L) agar bisa menyerap anggaran lebih cepat. Sebab Jokowi menilai penyerapan di K/L masih belum maksimal. Hal ini juga berdampak pada pertumbuhan perekonomian kuartal pertama yang belum sesuai.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Didik Suhardi mengatakan, sejauh ini pihaknya telah mampu menyerap anggaran cukup baik. Hingga per 10 Mei 2016, Kemendikbud mampu merealisasikan anggaran mencapai Rp 8,9 triliun atau sekitar 18,17 persen dari pagu anggaran 2016 mencapai Rp 49, 232 triliun.
"Serapan ini sudah cukup lumayan," ujar Didik, Rabu (11/5).
Menurut Didik, di awal tahu hingga Mei 2016 memang penyerapan Kemendikbud belum terlalu maksimal, sekitar Rp 1,939 triliun atau 1,39 persen. Nilai ini masih kalah dibandingkan bulan yang sama pada 2015 yang menyerap 9,8 persen.
Peningkatan dua bulan terakhir didukung dengan belanja anggara di dua direktorat Jenderal (Ditjen), yaitu Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen), serta Ditjen Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK).
"Semua unit utama ada kontribusinya, tapi yang tersesar yang dua ini," ungkap Didik.
Dari data yang dihimpun, lima Kementerian memperlihatkan belanja anggaran yang belum banyak per Maret 2016. Lima Kementerian ini adalah Kemendikbud, Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi (Kemeristek-dikti), Kementerian Pertanian (Kementan), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Kemenristek-dikti baru membelanjakan anggaran 10,6 persen menurun dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 11,7 persen. Hal serupa dialami Kementan yang mengalami penurunan, dari 8,3 persen pada 2015 menjadi 6,5 persen pada 2016. Sementara Kemen-ESDM mengalami peningkatan dari 1,5 persen menjadi 5,7 persen pada 2015. Sedangkan KKP mendapatkan nilai sama sebesar 4,1 persen.