Rabu 11 May 2016 20:44 WIB

Ancaman Lahar Dingin Sinabung, BNPB Minta Warga Tinggalkan Zona Merah

Rep: Issha Harruma/ Red: Israr Itah
Warga di Kaki Gunung Sinabung
Foto: Binsar Bakkara/AP
Warga di Kaki Gunung Sinabung

REPUBLIKA.CO.ID, KARO -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) meminta masyarakat yang masih tinggal di zona merah Gunung Sinabung untuk segera pindah. Hal ini untuk menghindari kembali jatuhnya korban seperti saat banjir lahar dingin menerjang Desa Kutambaru, Tiganderket, Kabupaten Karo, Senin (9/5).

Kepala BNPB Willem Rampangilei mengatakan ke depannya zona merah atau kawasan berjarak tujuh kilometer dari puncak Sinabung harus betul-betul bersih dan tidak boleh ada penghuni sama sekali.

"Ini tidak boleh terulang lagi di masa mendatang. Patroli dan penjagaan di pintu-pintu masuk (zona merah) perlu ditingkatkan. Sosialisasi dan pemasangan papan peringatan perlu ditingkatkan," kata Willem saat mengunjungi lokasi lahar dingin di Desa Kutambaru, Rabu (11/5).

Willem mengatakan, ancaman bencana lahar dingin di sekitar Gunung Sinabung semakin meningkat seiring bertambahnya material piroklastik produk erupsi sejak Agustus 2010 hingga sekarang. Diperkirakan, ada 50 juta meter kubik material piroklastik di gunung tersebut yang siap menjadi lahar dingin saat hujan di puncak gunung.

Kondisi ini, lanjut Willem, dapat menjadi ancaman mengingat banjir lahar dingin tersebut tidak lagi melalui jalur aliran sungai yang ada. Adanya sumbatan aliran sungai di jalur bagian atas menyebabkan lahar dingin keluar dari jalur dan mengancam sejumlah rumah dan perladangan.

Hal ini pun, kata Willem, diperparah dengan dasar sungai yang makin dangkal karena banyaknya material sisa erupsi gunung Sinabung yang mengisi sungai.

"Normalisasi sungai segera dilakukan agar material lahar yang menyumbat saluran dapat berkurang. BNPB dan PVMBG akan segera memasang sistem peringatan dini lahar dingin di gunung Sinabung," ujarnya.

Untuk menghindari kembali jatuhnya korban, masyarakat diimbau untuk menaati rekomendasi PVMBG mengingat status gunung Sinabung masih Awas. BNPB pun, kata Willem, terus mengingatkan ancaman primer Sinabung dari erupsi berupa awan panas, lava pijar, lapili, dan abu pekat yang masih tinggi. Begitu pula ancaman sekunder berupa banjir lahar dingin yang makin meningkat.

"Apalagi masih ada 50 juta meter kubik material sisa erupsi di bagian atas gunung yang dapat menjadi lahar dingin," kata Willem. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement