Selasa 10 May 2016 07:17 WIB

Pemerkosaan di Manado, Polisi Sebut Korban tidak Depresi

Rep: c30/ Red: Esthi Maharani
Korban perkosaan (ilustrasi).
Foto: Archive.indianexpress.com
Korban perkosaan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah pemerkosaan yang menimpa Y (14) di Bengkulu kemudian muncul pelaporan pemerkosaan terhadap V di Manado yang diduga digilir oleh 19 laki-laki. Menurut Polisi, kondisi V tidak linglung seperti yang disebut pihak keluarga.

Kepala Bidang Humas Polda Sulawesi Utara AKBP Wilson Damanik bahkan mengatakan, korban merupakan remaja yang sehari-hari bekerja di tempat hiburan. "Yang bersangkutan pekerjaan sehari-harinya juga sebagai salah satu pegawai di tempat hiburan di salah satu hotel di Manado," ujar Wilson saat dihubungi, di Jakarta, Senin (9/5).

Ia berujar, keterangan dari tim kesehatan menyebut korban tidak mengalami depresi. Menurut dia, tidak ada tanda-tanda yang menyebutkan korban menderita trauma atas insiden yang menimpa dirinya. "Sejauh ini hasil pemeriksaan tim kesehatan tidak menunjukkan ke arah sana (trauma--Red)," ujar Wilson.

Namun, ia menyatakan, polisi terus melakukan serangkaian penyelidikan dan pemeriksaan yang masih berlangsung. Pasalnya, menurut keterangan korban, para pelaku banyak yang tidak dikenalnya.

"Yang mengenal temannya ini, yang dua perempuan yang membawa dia ke Gorontalo. Namanya M dan Y," ujar Wilson.

V diduga menjadi korban pemerkosaan pada Januari 2016 lalu. V dijemput dari rumahnya, kemudian dibawa ke Bolang Itang, Bolang Mongondow Utara, Sulawesi Utara oleh dua perempuan tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement