REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ratusan massa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang berunjuk rasa di Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) masih menduduki jalur lambat Jalan Rasuna Said, Kuningan, Jakarta.
Mereka yang berasal dari HMI Cabang se-DKI Jakarta ini masih menunggu Wakil Ketua KPK, Saut Situmorang keluar dan menemui para pengunjuk rasa.
"Keluarlah Saut, tunjukkan keberanianmu, jangan hanya di televisi saja," teriak salah satu demonstran di Gedung KPK, Jakarta, Senin (9/5).
Meski tak sepanas seperti satu jam sebelumnya, massa terus menyuarakan tuntutannya agar Saut menemui dan meminta maaf langsung kepada pendemo. Mereka juga masih membakar ban bekas di depan Gedung KPK.
Sementara polisi dengan peralatan lengkap masih terus berjaga di depan Gedung KPK. Pasalnya, aksi massa ini sempat memanas satu jam sebelumnya, setelah ratusan massa HMI mulai melempari batu dan tong sampah ke Gedung KPK.
Aksi ini juga mengakibatkan, dua anggota polisi terluka, satu diantaranya bahkan pingsan. Karenanya juga, polisi menembakan gas air mata kepada para massa pengunjuk rassa beberapa kali guna meredam aksi.
Adapun aksi massa dari HMI yang rusuh di depan Gedung KPK ini merupakan aksi massa ketiga, setelah pada pagi harinya ada sekumpulan massa HMI mendatangi Gedung KPK.
Massa yang berasal dari HMI Cabang se-DKI Jakarta meminta Saut Situmorang menarik dan menyampaikan permohonan maafnya terkait pernyataannya di sebuah acara televisi yang dinilai melukai HMI.
(Baca: PB HMI Minta Posisi Saut Situmorang di KPK Ditinjau Ulang)
Mereka juga mendesak agar Komite Etik segera memberikan sanksi etik kepada Saut. Selain itu ia juga mendesak agar Mabes Polri segera menangkap Saut yang dinilai menyebarkan fitnah kepada HMI.
"Tangkap Saut, ia tak pantas jadi pimpinan KPK," tegasnya.
Seperti diketahui, aksi unjuk rasa ini dipicu oleh pernyataan Saut Situmorang saat menjadi narasumber acara "Harga Sebuah Perkara" di salah satu stasiun televisi swasta pada Kamis (5/5) malam.
Saut menuturkan hubungan korupsi dan kejahatan dengan orang-orang cerdas. Saat itu, dia menjadikan alumni Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) minimal LK I sebagai contoh dari relasi tersebut.
Karena ini pun, Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) melaporkan Saut Situmorang ke Mabes Polri hari ini terkait penyataannya yang dinilai melecehkan institusi organisasi itu.
Saut sendiri pada Senin (9/5) pagi telah menyampaikan permohonan maafnya kepada pihak HMI dan berencana menemui pimpinan HMI guna meluruskan kesalahpahaman tersebut.
"Saya mohon maaf atas pernyataan tersebut, sekali lagi saya mohon maaf," kata Saut dalam keterangan persnya kepada wartawan di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta, Senin (9/5).
(Baca: Saut Situmorang Minta Maaf kepada HMI)
Menurut Saut, dalam pernyataannnya di tayangan televisi tidak bermaksud menyinggung HMI, apalagi menjelek-jelekkan HMI. Dikatakan Saut, pernyataan tersebut keluar secara spontan.
"Saya selaku pribadi tidak bermaksud menyinggung HMI atau lembaga lain, semua keluar dari alam bawah sadar saya," kata Saut.
Termasuk penyebutan HMI dalam pernyataannya yang dinilai menyinggung tersebut. Saut mengatakan, dibalik pernyataannya tersebut menyimpan harapan besar kepada HMI sebagai lembaga penggerak aktifis yang besar di Indonesia.
"Itu diluar alam sadar saya keluar (HMI), saya menyebutkan sistem, saya himbau sistem dibentuk, agar orang-orang baik ini tidak salah dalam mengambil kebijakan, karena tidak gampang jadi LK 1 atau jadi pimpinan," ujarnya.